Radang tenggorok bisa picu masalah jantung pada anak, simak cara cegahnya

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Dokter spesialis anak dari RSU Haji Medan, Rizky Adriansyah, mengingatkan orangtua untuk waspada terhadap radang tenggorok yang disebabkan bakteri Streptococcus Grup A karena bisa memicu penyakit jantung rematik.

Dalam diskusi yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia di Jakarta Pusat, Senin, dokter Rizky menjelaskan bahwa demam rematik bisa muncul satu sampai lima minggu setelah radang tenggorok dan menjadi pemicu penyakit jantung rematik.

"Demam rematik dan penyakit jantung rematik ini sebenarnya dua penyakit yang sangat berkaitan satu sama lain, tapi berbeda. Ini hubungan sebab-akibatnya jelas," katanya.

Penyakit jantung rematik dapat menyebabkan kerusakan permanen pada katup jantung dan berisiko menimbulkan gagal jantung atau stroke. Jika kerusakan katup awalnya ringan tapi tidak ditangani, bisa memburuk hingga memerlukan operasi. Anak usia 5–15 tahun berisiko tinggi terkena kondisi ini karena rentan terhadap infeksi Streptococcus Grup A.

Gejala radang tenggorok akibat bakteri ini antara lain demam tinggi lebih dari 48 jam, sakit saat menelan, batuk berat, amandel merah bengkak, nyeri kelenjar leher, dan munculnya ruam kemerahan.

Sementara demam rematik yang muncul setelahnya bisa menimbulkan bengkak sendi, ruam merah melingkar, gerakan gelisah seperti menari, sesak napas, jantung berdebar, dan cepat lelah.

Dokter Rizky menekankan pentingnya penanganan cepat. "Kalau ada anak mengalami infeksi tenggorok itu harus segera diobati, jangan dibiarkan. Kemudian jaga kebersihan alat makan dan sanitasi," ujarnya. Jika demam tidak turun setelah 48 jam, segera bawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lanjutan termasuk jantung dan darah.

Faktor lingkungan juga memengaruhi risiko, terutama kepadatan rumah, ventilasi buruk, sanitasi minim, dan akses layanan kesehatan terbatas. Gaya hidup higienis menjadi kunci pencegahan, seperti tidak berbagi alat makan, rajin sikat gigi, menutup mulut saat bersin, cuci tangan sebelum makan dan setelah aktivitas, mengurangi kepadatan kamar tidur, dan memperbaiki ventilasi di rumah atau sekolah.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka