Jakarta (KABARIN) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyesalkan tindakan pendakwah Elham Yahya Luqman atau Gus Elham yang dianggap tidak mencerminkan akhlakul karimah dan bertentangan dengan ajaran Islam.
Ketua PBNU Alissa Wahid menyampaikan bahwa perilaku yang merendahkan martabat orang lain, terutama anak-anak, adalah pelanggaran serius terhadap nilai kemanusiaan dan prinsip dakwah bil hikmah yang seharusnya menjadi ciri dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin.
"Itu menodai nilai-nilai dakwah sendiri yang seharusnya memberikan teladan melalui sikap dan lakunya kepada umat," ujar Alissa di Jakarta, Rabu.
PBNU menegaskan Nahdlatul Ulama mewarisi tanggung jawab besar untuk membangun kemaslahatan umat dengan berpegang pada prinsip Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah.
Oleh karena itu, NU menolak keras segala praktik yang mencederai Maqashid Syariah, khususnya perlindungan terhadap kehormatan manusia tanpa memandang usia, status, maupun kedudukan sosial.
"Prinsip maqashid syariah inilah yang harus dipegang dan menjadi pertimbangan utama para pendakwah," kata Alissa.
PBNU juga menekankan bahwa penghormatan terhadap kiai dan nyai seharusnya didasarkan pada keulamaan dan kearifan mereka sebagai pengasuh serta pengayom jamaah. Setiap tokoh agama wajib menjaga diri dan berperilaku sebagai uswatun hasanah bagi umat.
"Sebab sejatinya kiai-nyai, pendakwah secara umum juga merupakan guru yang sudah sepantasnya digugu dan ditiru," lanjutnya.
Sejalan dengan itu, PBNU mengajak seluruh elemen jamaah dan jam’iyah NU untuk menciptakan lingkungan aman dan bermartabat, khususnya bagi anak-anak, santri, dan perempuan. Sebagai langkah konkret, PBNU membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan di Pesantren atau SAKA yang bekerja aktif menangani praktik kekerasan, pelecehan, dan penyimpangan di lingkungan pesantren NU.
"Pembentukan SAKA merupakan wujud nyata komitmen PBNU dalam menjaga marwah pesantren serta memastikan lingkungan dakwah dan pendidikan Islam tetap berlandaskan kasih sayang, akhlak mulia, dan perlindungan terhadap kemanusiaan, serta maqashid syariah," tegas Alissa.
PBNU menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi kekerasan, pelecehan, maupun penyalahgunaan otoritas dalam dakwah Islam. "Dakwah harus menumbuhkan kemuliaan, bukan menistakan martabat manusia," ujarnya.
Kasus ini ramai diperbincangkan di media sosial setelah beredar foto dan gerakan kampanye yang menunjukkan Gus Elham tengah mencium anak-anak perempuan. Banyak warganet mengecam tindakan tersebut sebagai hal yang tidak pantas bagi seorang pemuka agama, meski ada sebagian yang menilai itu sekadar ekspresi kasih sayang.