Jepang (KABARIN) - Toyota kembali menunda rencana pembangunan pabrik baru khusus baterai mobil listrik (EV) di Prefektur Fukuoka, Jepang.
Keputusan ini, meski tidak mengejutkan, menunjukkan sikap hati-hati perusahaan dalam menghadapi fluktuasi permintaan global terhadap EV.
Laman Carscoops, Selasa (11/11) melaporkan, penjualan EV Toyota memang melambat, namun perusahaan menegaskan bahwa pembangunan pabrik tetap akan berjalan pada waktunya.
Toyota membayar sekitar 6 miliar yen (sekitar Rp648,8 miliar) untuk lokasi pabrik di zona industri yang sedang dikembangkan di bagian timur laut Fukuoka. Dalam pembelian ini, Toyota berkomitmen untuk memulai konstruksi dalam tiga tahun.
Meski demikian, pada bulan Maret Toyota mengumumkan penundaan pembangunan karena permintaan EV yang menurun. Gubernur Fukuoka dan Presiden Toyota, Koji Sato, kemudian mengonfirmasi bahwa proyek ini ditunda untuk kedua kalinya.
Awalnya produksi dijadwalkan mulai pada 2028, namun jadwal terbaru belum diumumkan.
Penundaan ini bertepatan dengan laporan laba terbaru Toyota, yang menurunkan perkiraan penjualan EV global 10 persen dari perkiraan sebelumnya sebanyak 277.000 unit untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2026.
Meski begitu, Toyota belum menutup kemungkinan menyesuaikan target jangka panjang, termasuk target penjualan EV global 1,5 juta unit pada 2026, tergantung kondisi pasar.
Toyota tetap menginvestasikan besar-besaran pada EV dan pabrik baru. Mereka berencana membuka pabrik di Shanghai, China, sekitar 2027 untuk memproduksi EV Lexus, termasuk model LF-ZC dan LF-ZL yang sebelumnya diperkenalkan sebagai konsep.
Penjualan EV Toyota selama sembilan bulan pertama tahun ini naik 20,6 persen menjadi 117.031 unit, tetapi angka ini masih di bawah ekspektasi.
Toyota menegaskan, sampai yakin penjualan naik signifikan, membangun pabrik baru terlalu cepat bisa berisiko karena pabrik bisa menganggur atau beroperasi dengan kapasitas terbatas.
