RSF sepakat lakukan gencatan senjata selama 3 bulan di Sudan

waktu baca 2 menit

Kairo (KABARIN) - Kelompok pemberontak Rapid Support Forces (RSF) di Sudan mengumumkan langkah besar yang cukup mengejutkan, mereka setuju melakukan gencatan senjata kemanusiaan selama tiga bulan. Keputusan ini disampaikan langsung oleh Komandan RSF Mohamed Hamdan Dagalo lewat sebuah pernyataan video pada Senin.

“Kami mengumumkan kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan tiga bulan untuk meningkatkan perlindungan warga sipil dan memastikan penyaluran bantuan,” ujar Dagalo dalam pernyataan tersebut.

Dagalo juga menegaskan bahwa ia berharap para mediator—mulai dari Amerika Serikat, Mesir, Arab Saudi, hingga Uni Emirat Arab—dapat mendorong Angkatan Bersenjata Sudan untuk ikut menyetujui langkah ini. Harapannya, gencatan senjata bisa benar-benar terwujud dan membuka jalan bagi bantuan kemanusiaan yang saat ini sangat dibutuhkan warga.

Namun, situasi di lapangan masih jauh dari kata mudah. Sehari sebelumnya, Ketua Dewan Kedaulatan Transisi Sudan sekaligus Panglima Angkatan Bersenjata, Abdel Fattah al-Burhan, justru menolak rencana penyelesaian konflik yang diajukan AS. Ia bahkan menyebut usulan yang disampaikan oleh Penasihat Senior AS untuk Urusan Arab dan Afrika, Massad Boulos, sebagai inisiatif “terburuk.”

Sejak April 2023, Sudan terus dilanda pertempuran sengit antara RSF dan militer reguler. Konflik yang tak kunjung reda itu telah menelan ribuan korban jiwa dan mendorong negara tersebut ke dalam krisis kemanusiaan yang semakin parah.

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) turut mengingatkan bahwa konflik berkepanjangan bisa memicu wabah penyakit hingga membuat sistem kesehatan di Sudan benar-benar runtuh. Dengan kondisi seburuk itu, gencatan senjata menjadi salah satu harapan terakhir untuk memberi ruang bernapas bagi jutaan warga yang terdampak.

Sumber: Sputnik-OANA

Bagikan

Mungkin Kamu Suka