Jakarta (KABARIN) - UNESCO menetapkan sepuluh bahasa resmi yang akan digunakan dalam Sidang Umum 2025, dan Bahasa Indonesia masuk dalam daftar tersebut. Keputusan ini menegaskan peran Bahasa Indonesia yang semakin luas di forum internasional, khususnya dalam diplomasi budaya dan pendidikan global.
Pengakuan ini juga penting untuk memperkuat komunikasi lintas budaya, mempermudah akses informasi bagi negara anggota, dan menunjukkan komitmen UNESCO terhadap keberagaman bahasa di dunia. Dalam sidang internasional, bahasa resmi bukan hanya alat komunikasi, tapi juga simbol penghormatan terhadap identitas dan warisan budaya tiap negara.
Berdasarkan aturan Sidang Umum UNESCO, ada dua kategori bahasa yaitu bahasa resmi dan bahasa kerja. Bahasa kerja digunakan untuk debat, interpretasi simultan, dan dokumen harian selama sidang, sementara bahasa resmi dipakai untuk dokumen resmi seperti amandemen konstitusi, resolusi, dan laporan sidang.
Sepuluh bahasa resmi Sidang Umum UNESCO 2025 yaitu:
1. Arab
2. Bahasa Indonesia
3. Mandarin
4. Inggris
5. Prancis
6. Hindi
7. Italia
8. Portugis
9. Rusia
10. Spanyol
Sementara itu, bahasa kerja tetap enam bahasa yakni Arab, China, Inggris, Prancis, Rusia, dan Spanyol. Jika delegasi menggunakan bahasa selain bahasa kerja, interpretasi harus disediakan ke salah satu bahasa kerja dan Sekretariat UNESCO akan menyesuaikan interpretasi ke bahasa lain.
Pengakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke-10 UNESCO disetujui secara konsensus dalam Sidang Umum ke-42 di Paris pada 20 November 2023 lewat Resolusi 42 C/28. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengajukan proposal pengusulan ini pada 29 Maret 2023.
Dengan status baru ini, Bahasa Indonesia akan dipakai dalam dokumen resmi dan sidang pleno, sehingga masyarakat Indonesia bisa mengakses informasi, kebijakan, dan keputusan UNESCO lebih mudah. Keberhasilan ini menjadi tonggak sejarah bagi pemerintah untuk membawa Bahasa Indonesia ke panggung global sekaligus memperluas penggunaannya di berbagai bidang internasional.
Sidang Konferensi Umum ke-43 UNESCO akan digelar pada 11 November 2025 di Samarkand, Uzbekistan, dan berlanjut pada 24-25 November 2025 di Markas Besar UNESCO, Paris.