Hujan deras perburuk kondisi pengungsi Gaza: Ribuan tenda terendam banjir

waktu baca 2 menit

Gaza (KABARIN) - Hujan deras yang mengguyur Jalur Gaza sejak Jumat hingga Sabtu pagi menghadirkan kesulitan baru bagi warga yang sudah berbulan-bulan hidup dalam kondisi darurat. Ribuan tenda pengungsi terendam banjir, membuat pakaian, tempat tidur, hingga harta benda yang tersisa basah kuyup dan tak lagi layak digunakan.

Kondisi ini semakin menambah penderitaan warga Gaza yang sejak agresi Israel pada 7 Oktober 2023 dipaksa hidup dalam keadaan serba kekurangan. Serangan bertubi-tubi telah menghancurkan lebih dari 92 persen bangunan tempat tinggal, membuat sebagian besar warga tak punya pilihan selain berlindung di tenda-tenda darurat—yang sama sekali tidak mampu menahan panas ekstrem maupun hujan deras saat musim dingin tiba.

Sebagian warga memilih tetap tinggal di rumah mereka yang sudah rusak dan retak, meski penuh risiko. Banjir dan hujan lebat membuat bangunan-bangunan itu makin rapuh dan terancam roboh kapan saja.

Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, menyatakan keprihatinannya atas situasi tersebut. “Ribuan keluarga pengungsi kini benar-benar terpapar cuaca ekstrem, meningkatkan kekhawatiran terkait kesehatan dan perlindungan,” ujarnya.

Untuk mengurangi dampak cuaca buruk, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengerahkan tim tanggap cepat. Selama beberapa pekan terakhir, mereka bekerja menyiapkan dukungan darurat sebelum musim hujan menyelimuti seluruh wilayah Gaza.

Langkah-langkah bantuan pun telah disalurkan:

  • 1.000 tenda didistribusikan ke keluarga di Deir al-Balah dan Khan Yunis pada Kamis,

  • 7.000 selimut untuk lebih dari 1.800 keluarga sejak akhir pekan lalu,

  • 15.000 terpal bagi lebih dari 3.700 keluarga,

  • serta pakaian musim dingin untuk setidaknya 500 keluarga.

Meski bantuan terus berdatangan, cuaca ekstrem dan kondisi tanah yang tergenang membuat situasi di kamp pengungsian Gaza semakin mengkhawatirkan.

Sumber: WAFA via ANTARA

Bagikan

Mungkin Kamu Suka