Gavin Lee: Lolos Piala Asia 2027 ini untuk seluruh rakyat Singapura

waktu baca 2 menit

“Tonggak sejarah ini untuk semua orang, ini untuk Singapura, bukan hanya saya atau tim nasional. Ini untuk semua orang,"

Jakarta (KABARIN) - Pelatih timnas Singapura Gavin Lee merasa bangga dengan lolosnya Singapura untuk pertama kalinya ke Piala Asia melalui jalur kualifikasi, setelah mereka menaklukkan Hong Kong 2-1 pada laga kelima Kualifikasi Piala Asia 2027 Grup C, Selasa.

Ini adalah kali kedua Singapura ke Piala Asia, setelah satu-satunya penampilan mereka sebelumnya terjadi pada edisi 1984 sebagai tuan rumah. Lee mempersembahkan kemenangan ini untuk semua rakyat Singapura.

“Kami punya rencana dan sebelum pertandingan kami berbicara tentang bagaimana sepak bola mencerminkan kehidupan, di mana sangat sedikit hal yang sempurna,” kata Lee, yang menjadi pelatih interim tim selama lima laga, dikutip dari laman resmi AFC, Rabu.

Lee ditunjuk sebagai pelatih pada Juni 2025 setelah menggantikan pelatih asal Jepang Tsutomu Ogura yang memimpin The Lions dalam 16 pertandingan sejak Februari 2024.

“Tonggak sejarah ini untuk semua orang, ini untuk Singapura, bukan hanya saya atau tim nasional. Ini untuk semua orang," kata Lee, pelatih 35 tahun tersebut.

Pada pertandingan ini, Ilhan Fandi menjalani penampilan 28 menit yang tak terlupakan. Penyerang Buriram United itu memberi assist untuk gol penyama kedudukan yang dicetak Shawal Anuar pada menit ke-64, kemudian ia mencetak gol kemenangan pada menit ke-68, lalu ditarik keluar pada menit ke-85 karena cedera ringan.

“Semua yang terlibat memberikan segalanya, saya hanya pemain, saya hanya mencoba melakukan tugas saya," kata Ilhan yang berusia 23 tahun tersebut.

“Kepada semua orang di rumah, kemenangan ini untuk kalian. Perjalanannya panjang, ini sesuatu yang bisa dibanggakan seluruh negara dan saya sangat bangga menjadi orang Singapura," tambah dia.

Di kubu Hong Kong, pelatih Ashley Westwood menyebut kekalahan ini menggambarkan sepak bola adalah permainan yang kejam.

Hong Kong sempat sangat berharap di depan Stadion Kai Tak yang penuh sesak setelah Matt Orr membawa mereka unggul pada menit ke-15. Namun, keunggulan di babak pertama mereka justru sirna dalam waktu empat menit di babak kedua.

“Semuanya sudah diatur untuk akhir cerita bak dongeng. Terkadang Anda tidak mendapatkan apa yang Anda layak dapatkan. Bukan karena kurang taktik, kerja keras, atau keinginan," kata pelatih berkebangsaan Inggris itu.

“Sepak bola adalah permainan yang kejam, lebih banyak kekecewaan daripada kebahagiaan. Ini masuk ke salah satu kekecewaan terbesar saya," tutup dia dengan rasa kecewa.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka