Jakarta (KABARIN) - Konde cepol merupakan salah satu tatanan rambut khas perempuan Betawi yang hingga kini masih relevan dan mudah diaplikasikan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Tak hanya identik dengan acara adat, konde cepol juga bisa tampil modern, anggun, dan praktis untuk kegiatan formal maupun kasual.
Wakil 2 None Jakarta Barat 2022, Sherly Amanda Aprilia Putri, membagikan tutorial membuat konde cepol sederhana dalam acara Festival Sanggul Nusantara 2025 di Jakarta. Menurut Sherly, kunci dari konde cepol Betawi adalah kesederhanaan teknik dan ketepatan penempatan.
“Cepol itu sudah jadi andalan. Kita cuma butuh empat hair nail saja, enggak perlu banyak-banyak,” ujar Sherly.
Langkah Mudah Membuat Konde Cepol Betawi
Sherly menjelaskan, langkah pertama membuat konde cepol adalah mengikat rambut menjadi kuncir kuda dengan posisi sejajar ubun-ubun atau ujung rambut dahi. Posisi ini penting agar konde terlihat proporsional.
Setelah itu, rambut dibungkus menggunakan hair net yang sebelumnya telah diberi bobby pin kecil di ujungnya untuk memudahkan pengait ke kunciran rambut. Rambut kemudian digulung membentuk bulatan dan disematkan kembali dengan bobby pin agar tidak terlepas.
Setelah gulungan rapi, konde cepol siap dipasang. Hal yang perlu diperhatikan adalah bentuk lonjong konde.
“Konde cepol itu ada atas dan bawahnya. Posisi lonjongnya harus menyamping, bukan di atas,” jelas Sherly.
Gunakan empat hair nail dengan teknik seperti menjahit—menusuk konde, rambut asli, lalu diarahkan ke bawah—pada empat sisi utama agar konde terpasang kuat.
Sentuhan Akhir agar Konde Cepol Lebih Rapi dan Anggun
Agar konde tidak mudah lepas, Sherly menyarankan menambahkan beberapa bobby pin kecil di sekeliling konde. Untuk mengikuti pakem Betawi, bagian rambut bawah konde bisa dikeluarkan sedikit menggunakan ujung sisir sasak hingga membentuk efek menggembung atau cocor bebek.
Bagian atas rambut dan poni dirapikan dengan hairspray, sementara sisi telinga ditata dengan teknik siger, yaitu menutupi sedikit bagian atas telinga agar terlihat lebih halus dan feminin.
Sebagai sentuhan akhir, konde cepol dihiasi ronce bunga melati di sisi kanan dengan posisi menyerupai jarum jam 12 hingga 4. Posisi ini memiliki makna filosofis bahwa perempuan Betawi dahulu hanya diperbolehkan keluar rumah pada jam tersebut.
Meski sarat makna budaya, Sherly menegaskan bahwa konde cepol kini bisa dikreasikan secara lebih fleksibel.
“Kuncinya tetap mencepol. Aksesori bisa disesuaikan, mau modern atau tradisional, yang penting auranya tetap anggun,” tuturnya.