Pria yang rebut senjata pelaku penembakan Pantai Bondi tuai pujian

waktu baca 2 menit

Sydney (KABARIN) - Seorang pria di Sydney menuai pujian luas setelah aksinya yang berani melumpuhkan dan merebut senjata salah satu pelaku dalam insiden penembakan di Pantai Bondi, Minggu (14/12) malam waktu setempat. Banyak pihak menyebut tindakannya sebagai aksi heroik yang menyelamatkan banyak nyawa.

Momen dramatis itu terekam dalam video yang beredar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut, pria yang kemudian diketahui bernama Ahmed al Ahmed (43), warga Sydney bagian selatan, terlihat mendekati salah satu penyerang dari belakang. Tanpa ragu, Ahmed menjatuhkan pelaku dan merebut senjata api yang dibawanya.

Setelah senjata berhasil direbut, video memperlihatkan pelaku mundur ke arah penembak kedua yang berada di jembatan penyeberangan dekat lokasi kejadian. Sementara itu, Ahmed meletakkan senjata tersebut di tanah, menjauh dari jangkauan pelaku.

Keberanian Ahmed ternyata harus dibayar mahal. Sepupunya, Mustafa, mengatakan kepada stasiun televisi Australia Seven Network, Senin (15/12), bahwa ayah dua anak itu kemudian ditembak dua kali dan langsung dilarikan ke rumah sakit.

Mustafa menyebut pihak keluarga hingga kini masih menunggu kabar terbaru dari tim medis mengenai kondisi Ahmed.

Aksi heroik Ahmed mendapat apresiasi langsung dari pemerintah setempat. Kepala Pemerintahan Negara Bagian New South Wales (NSW), Chris Minns, menyebut Ahmed sebagai pahlawan.

Ia mengatakan Ahmed adalah seorang pahlawan dan "tidak diragukan lagi" banyak orang selamat berkat keberaniannya.

Pujian serupa juga disampaikan oleh Kepolisian NSW. Komisaris Kepolisian NSW Mal Lanyon mengatakan bahwa ada banyak kisah keberanian yang ditunjukkan warga sipil dalam insiden tersebut.

"Kami tahu bahwa sejumlah orang masih hidup saat ini berkat tindakan para saksi mata yang tidak bersalah," katanya.

Otoritas setempat mengonfirmasi sedikitnya 16 orang tewas dalam insiden penembakan di Pantai Bondi, termasuk satu dari dua orang yang diduga sebagai pelaku.

Polisi menyebut dua terduga pelaku penembakan adalah seorang pria berusia 50 tahun dan putranya yang berusia 24 tahun.

Insiden ini tercatat sebagai aksi penembakan massal paling mematikan di Australia sejak tragedi Port Arthur pada 1996, yang menewaskan 35 orang.


Bagikan

Mungkin Kamu Suka