Jakarta (KABARIN) - Peluang pemain Indonesia untuk berkarier di Jepang kini semakin terbuka lebar. Kesempatan tersebut disampaikan oleh petinggi klub Nagoya Grampus, Naoshi Nakamura, yang hadir langsung di Jakarta dalam sebuah agenda khusus. Kehadirannya menjadi sorotan karena membawa kabar baik bagi masa depan pesepakbola muda Tanah Air.
Nakamura datang untuk memimpin coaching clinic dan talkshow bersama sejumlah pelajar SMP di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jumat (26/9). Acara ini juga semakin meriah dengan kehadiran mantan bintang timnas Evan Dimas serta striker timnas U-17, Muhammad Mierza, yang ikut memberi semangat kepada para peserta.
“Ya, tentu saja (peluang itu ada). Saya harap Mierza akan menjadi pemain bagus pada masa yang akan datang,” kata Nakamura usai acara.
Nakamura, yang sekarang menjabat Direktur Akademi Nagoya Grampus, bukan sosok asing di klub tersebut. Seluruh karier profesionalnya sejak 2001 sampai 2014 ia habiskan bersama Grampus. Menurutnya, kunci utama dalam membina pemain muda adalah memastikan mereka benar-benar mencintai sepak bola.
“Mereka masih berada di usia sekolah. Maka pertama-tama, menurut saya, mereka benar-benar menyukai sepak bola. Di Jepang, ada begitu banyak anak yang juga menyukai sepak bola. Maka atmosfernya serupa,” ujar pria 46 tahun itu.
Selain Nakamura, hadir juga Kepala Sekolah Pelatih Nagoya Grampus, Norohiko Imai, yang membagikan cerita soal ekosistem pembinaan di Jepang. Ia bilang, perkembangan sepak bola Jepang bisa sekuat sekarang berkat lingkungan pembinaan yang solid, organisasi J-League yang rapi, serta regulasi ketat dari federasi (JFA).
“Dalam pembinaan pemain muda di Jepang, hal itu disebabkan oleh lingkungan pembinaan yang baik. Organisasi pembinaan yang berpusat pada organisasi J-League sangat solid. Lalu, ada pelatih-pelatih yang saya sebutkan sebelumnya. Program olahraga Jepang memiliki banyak tim muda,” kata Norihiko.
Ia menambahkan, sejak regulasi JFA tahun 2005, semua klub J-League wajib punya tim muda. “JFA juga punya banyak pelatih yang berkualitas. Ketika Anda gabung J-League, Anda perlu membuat tim mudanya. Ada juga sertifikat dari JFA sebagai seorang pelatih,” jelasnya.
Dengan ekosistem yang kuat dan perhatian besar pada talenta muda, bukan mustahil nantinya kita bakal melihat lebih banyak pemain Indonesia unjuk gigi di J-League.