Jakarta (KABARIN) - Aktris Agnes Naomi benar-benar total dalam mempersiapkan diri untuk memerankan karakter Mandy di film adaptasi “What’s Up with Secretary Kim?”. Ia bahkan mendalami perasaan cemas yang sering dialami para pekerja kantoran yang biasa dijuluki “budak korporat”.
Mandy dalam film ini digambarkan sebagai teman kerja sekaligus tempat curhat Sekretaris Kimberly “Kim” Laksono yang diperankan oleh Mawar de Jongh. Sosok Mandy menjadi gambaran nyata tentang beratnya tekanan kerja di lingkungan kantor yang serba formal dan penuh tuntutan.
"Mandy adalah refleksi dari orang-orang yang gampang gugup, yang easily anxious," kata Agnes saat sesi tanya-jawab di gala perdana film “What’s Up with Secretary Kim?” di Jakarta, Kamis.
Agar bisa memerankan Mandy dengan lebih realistis, Agnes mengaku banyak mengamati temannya yang bekerja di bidang Corporate Communication. Temannya itu sering kali dilanda stres karena dituntut selalu sempurna dalam setiap jadwal dan pekerjaan. Dari situlah Agnes memahami betapa beratnya tekanan yang dialami orang-orang di dunia kerja.
Ia juga menilai Mandy memiliki sisi rapuh di balik profesionalitasnya, terutama saat harus menghadapi sang atasan, Rendra Prakasa yang diperankan oleh Adipati Dolken. Situasi itu bahkan membuat Mandy terjebak dalam dilema hingga tanpa sengaja membuka rahasia sahabatnya, Kim.
Untuk membuat perannya terasa lebih hidup, Agnes juga melakukan riset agar bisa menampilkan bentuk kecemasan yang terlihat alami dan tidak berlebihan.
Film “What’s Up with Secretary Kim?” versi Indonesia ini disutradarai oleh Rako Prijanto, diproduseri oleh Frederica, dan naskahnya ditulis oleh Alim Sudio. Film tersebut dijadwalkan tayang eksklusif di Vidio mulai 8 November 2025.
Agnes mengaku bekerja di proyek ini terasa sangat menyenangkan. "Sebagai pemain, kami tidak hanya diarahkan, tetapi juga diberi ruang besar untuk berimprovisasi dan meracik formula akting kami sendiri," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa suasana kerja yang santai dan terbuka membuat proses syuting jadi lebih hidup. Menurutnya, beberapa adegan bahkan sedikit keluar dari naskah awal, tapi justru menciptakan momen-momen yang lebih natural dan terasa nyata.