Oto

Perusahaan otomotif asal Tiongkok digugat oleh GIC Singapura

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Perusahaan investasi milik Pemerintah Singapura, Government of Singapore Investment Corporation (GIC), resmi menggugat produsen mobil listrik asal China, Nio, ke pengadilan Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CarNewsChina, Kamis, gugatan ini berkaitan dengan dugaan penipuan sekuritas yang melibatkan nama petinggi Nio, seperti CEO William Li dan mantan CFO Feng Wei sebagai pihak tergugat.

Menurut laporan lain dari Xiake Auto, kasus ini berawal dari dugaan penggelembungan pendapatan dan laba perusahaan lewat anak usaha baterai mereka, “Nio Battery Asset Co. Ltd.” atau yang dikenal juga dengan nama Weineng. Perusahaan ini dibentuk Nio bersama beberapa mitra besar, termasuk raksasa baterai CATL.

Dalam gugatannya, GIC menuding Nio memakai Weineng untuk memanipulasi laporan keuangan, dengan cara mengakui pendapatan penjualan baterai lebih cepat dari waktu seharusnya serta menyembunyikan kendali sebenarnya atas Weineng.

GIC juga menuduh bahwa Weineng didirikan pada Agustus 2020 dengan tujuan khusus untuk “mengoptimalkan” laporan keuangan Nio. Strategi ini disebut memungkinkan Nio mencatat pendapatan besar secara instan, sekaligus memindahkan biaya penyusutan baterai dari neraca keuangan utamanya.

Dampaknya langsung terasa — pendapatan Nio pada kuartal IV 2020 melonjak dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya, dari 2,85 miliar yuan (sekitar 399 juta dolar AS) menjadi 6,64 miliar yuan (sekitar 930 juta dolar AS).

Namun begitu, pengadilan AS dikabarkan menangguhkan sementara gugatan GIC terhadap Nio pada awal Oktober 2025. Langkah ini diambil sambil menunggu hasil dari gugatan class action yang sebelumnya telah diajukan oleh sekelompok investor asal Amerika Serikat terhadap perusahaan yang sama.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka