Sejarah tidak pernah berbohong, bahwa PWI lahir pada 9 Februari 1946 sebagai alat perjuangan bangsa
Mataram (KABARIN) - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia Ahmad Munir mengingatkan para jurnalis di Tanah Air, termasuk di Nusa Tenggara Barat, agar tetap menjaga jati diri pers nasional di tengah derasnya arus digital dan permainan algoritma platform global.
Pesan tersebut ia sampaikan saat menghadiri pengukuhan pengurus PWI NTB periode 2025 hingga 2030 yang dirangkai dengan rapat kerja tahun 2025 di Kota Mataram, Jumat. Dalam kesempatan itu, Munir juga menyampaikan kekagumannya terhadap perkembangan NTB, terutama kawasan Mandalika yang dinilainya mengalami kemajuan pesat.
Ia turut mengenang pelaksanaan Hari Pers Nasional 2016 di NTB yang disebutnya menjadi salah satu pemicu percepatan pembangunan infrastruktur daerah, termasuk hadirnya Jalan Bypass.
"Sejarah tidak pernah berbohong, bahwa PWI lahir pada 9 Februari 1946 sebagai alat perjuangan bangsa. Sejak era Bung Karno hingga Presiden Prabowo, PWI adalah bagian dari struktur strategis pembangunan bangsa," ucap Ahmad Munir.
Munir juga menyinggung dinamika internal yang sempat terjadi di tubuh PWI. Ia menegaskan bahwa Kongres Persatuan yang digelar pada Agustus 2025 menjadi titik balik bagi organisasi untuk kembali solid.
"Setelah dua tahun kita sempat mengalami dinamika, Kongres Persatuan pada Agustus 2025 telah menyatukan kita kembali. Sekarang saatnya bergerak maju menjaga jati diri pers nasional di tengah gempuran algoritma platform global," tegasnya.
Ia mengingatkan, di tengah maraknya konten media sosial, wartawan justru harus semakin konsisten memegang Kode Etik Jurnalistik sebagai pembeda utama antara produk pers dan konten digital bebas.
"Media sosial bekerja tanpa kaidah, sementara kita memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan informasi yang akurat, mencerahkan, dan mendidik. Jaga integritas agar PWI tetap menjadi rumah besar wartawan yang bertanggung jawab," katanya.
Sementara itu, Ketua PWI NTB terpilih Ahmad Ikliludin menyatakan siap menjalankan amanah yang diberikan. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi NTB atas dukungan fasilitas sekretariat yang dinilainya menjadi simbol perjuangan wartawan di daerah.
"Pengukuhan hari ini adalah awal untuk membangun pers di NTB yang lebih berkualitas. Kami berkomitmen meningkatkan kompetensi wartawan dan bersinergi dengan Pemda, BUMD, serta sektor swasta dalam hubungan yang saling menguntungkan namun tetap menjunjung tinggi independensi," ungkap Ikliludin.
Ia juga mengungkapkan target besar PWI NTB untuk kembali membawa ajang Hari Pers Nasional ke daerah tersebut.
"Gubernur menantang kami untuk kembali menjadi tuan rumah HPN pada 2027 mendatang. Kita pernah sukses di 2016, dan kami siap mengulang kesuksesan itu," ulas-nya yang disambut tepuk tangan hadirin.
Dukungan juga datang dari Wakil Gubernur NTB Hj Indah Dhamayanti Putri yang hadir dalam acara tersebut. Ia menilai peran pers sangat penting sebagai mitra kritis pemerintah daerah.
"Kritikan wartawan adalah cermin bagi kami. Kami tidak ingin 'dininabobokan' oleh pujian. Catatan dan masukan dari rekan-rekan PWI sangat penting agar kami bisa menuntaskan berbagai permasalahan di masyarakat," ucap Wagub yang akrab disapa Umi Dinda.
Terkait keberlanjutan fasilitas sekretariat PWI NTB, ia memberi sinyal positif selama gedung tersebut dimanfaatkan secara aktif dan membawa dampak baik bagi daerah.
"Jika gedung tersebut dirawat dengan baik dan menunjukkan aktivitas yang positif untuk kemajuan daerah, pemerintah tentu terbuka untuk memberikan hibah di masa mendatang," ungkapnya.
Acara pengukuhan tersebut turut dihadiri Sekretaris Jenderal PWI Pusat Zulmansyah Sekedang, unsur Forkopimda, serta para tokoh pers di Nusa Tenggara Barat.
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025