Kaohsiung, Taiwan (KABARIN) - Konser megah grup vokal wanita asal Korea Selatan, BLACKPINK, di Kaohsiung, Taiwan, ternyata meninggalkan cerita pahit bagi sejumlah penggemar, khususnya para pekerja migran yang jadi korban praktik calo tiket.
Dilansir dari MNews Taiwan, Selasa (21/10), seorang pria bernama Jia Nan dilaporkan oleh sesama pekerja migran setelah gagal memenuhi janji membantu mereka membeli tiket konser. Korbannya mencapai sekitar 30 orang, sebagian besar berasal dari Indonesia dan Filipina. Dari jumlah itu, 13 korban telah resmi melapor ke pihak berwenang.
Kericuhan pecah di luar stadion tempat konser BLACKPINK berlangsung pada Sabtu (18/10) malam, atau hari pertama konser. Saat itu, para penggemar yang kecewa berusaha mencari Jia Nan karena tiket yang dijanjikan tak juga diberikan.
Saksi mata melaporkan kejadian dramatis, “30 wanita mengepung dan mengalahkan satu pria,” merujuk pada momen ketika Jia Nan akhirnya ditemukan oleh para korban. Polisi Cabang Zuoying pun segera turun tangan dan mengamankan pelaku.
Dari hasil penyelidikan awal, polisi menemukan bahwa Jia Nan mematok harga tiket jauh di atas harga resmi. Ia menjanjikan tiket dengan sistem “jaminan pasti dapat,” tapi menambahkan biaya tambahan sekitar Rp1,51 juta per tiket, padahal harga resminya hanya sekitar Rp1,24 juta. Artinya, ia meraup komisi sekitar Rp270 ribu per lembar tiket.
Banyak korban terutama WNI dan rekan satu kampung halamannya mempercayakan uang pembelian tiket padanya. Namun, saat dimintai pertanggungjawaban, Jia Nan berdalih tak bisa segera mengembalikan uang karena “penarikan ATM terbatas.”
Kini, kasus Jia Nan telah diserahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Qiaotou untuk diproses lebih lanjut dengan tuduhan pelanggaran kepercayaan sesuai Pasal 335 Hukum Pidana Taiwan.
Insiden ini jadi pelajaran penting bagi para penggemar agar lebih waspada saat membeli tiket konser, terutama dari pihak tidak resmi, meski tampak “terpercaya” di lingkaran teman sendiri.
