Satria Muda awali kebangkitan dengan juarai IBL All Indonesian

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Klub bola basket Satria Muda Pertamina Bandung mengawali kebangkitannya kembali dengan menjuarai IBL All Indonesian 2025 setelah mengalahkan Dewa United Banten dalam partai final, untuk meraih gelar pertama sejak berpindah kandang ke Kota Kembang.

Keberhasilan ini menjadi momen penting setelah dua musim terakhir langkah Satria Muda selalu terhenti di partai puncak. Mereka kalah dari Pelita Jaya pada Final IBL 2024 dan kembali takluk dari tim yang sama pada IBL All Indonesian 2024.

Tren kurang baik berlanjut pada musim 2025 ketika Satria Muda terhenti di semifinal liga.

Namun, konsistensi mulai terlihat selama All Indonesian tahun ini. Skuad asuhan Youbel Sondakh tampil tanpa cela sepanjang kompetisi hingga mengangkat trofi setelah menang 65-55 atas Dewa United di GOR Manahan, Solo, Sabtu (30/8).

Keberhasilan itu menjadi era baru Satria Muda setelah bermarkas di Bandung dan diperkuat tambahan tiga eks pemain Prawira, yakni Yudha Saputera, Kelvin Sanjaya, dan Pandu Wiguna.

Kehadiran mereka melengkapi skuad yang sebelumnya sudah dihuni kapten tim Abraham Damar Grahita.

Sementara itu, Abraham menilai tambahan pemain baru membuat Satria Muda lebih kompetitif. Ia menyebut reuni dengan rekan-rekan dari Prawira menjadi suntikan kekuatan besar bagi timnya untuk menghadapi musim depan.

Dengan komposisi tersebut, Satria Muda memberi sinyal kuat akan kembali menjadi kekuatan dominan selama IBL 2026.

Konsistensi permainan, kekuatan lokal, dan rencana mendatangkan pemain asing akan menjadikan tim asal Bandung ini kembali bersaing dalam perebutan gelar liga utama.

Pada kesempatan berbeda, Abraham "Bram" Damar Grahita mengaku senang bisa menjuarai IBL All Indonesian 2025 bersama tim yang dibelanya sejak 2024 itu.

Dia bahagia menjadi Most Valuable Player (MVP) Final IBL All Indonesian 2025 setelah menaklukkan Dewa United Banten, pada final kedua, di GOR Manahan, Solo, Sabtu (30/8).

"Pada satu titik, sempat meragukan diri saya, apakah sudah lupa caranya menang, tetapi akhirnya kami bisa mendapatkan gelar juara di turnamen ini," kata Bram dalam laman IBL di Jakarta, Senin.

Keraguan sempat menyelimuti mentalnya karena belum bisa mempersembahkan trofi sejak bergabung dengan Satria Muda.

Namun memang perjalanan dalam dua musim terakhir memang kerap terhenti saat genting sehingga gelar juara selalu melayang, kata dia.

Menurut dia, beban ekspektasi itu sempat menganggunya selaku salah satu pemain utama tim, sekaligus kapten.

Pada akhirnya kerja keras tim terbayar melalui kemenangan atas Dewa United.

Guard itu menambahkan, pencapaian ini terasa berbeda dibandingkan saat menjuarai IBL bersama Stapac pada 2019.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka