Deklarasi G20 disepakati: Menlu Afrika Selatan sebut kemenangan multilateralisme

waktu baca 2 menit

Johannesburg (KABARIN) - Di tengah hangatnya suasana diplomasi internasional di Johannesburg, Afrika Selatan, Menteri Luar Negeri Ronald Lamola menyebut tercapainya deklarasi pemimpin G20 sebagai sebuah kemenangan bagi multilateralisme. Baginya, kesepakatan ini bukan sekadar dokumen, tetapi simbol bahwa dunia masih mampu duduk bersama dan mengambil keputusan penting secara kolektif.

Lamola menyampaikan pada Sabtu (22/11) bahwa adopsi deklarasi ini menunjukkan komitmen nyata para pemimpin dunia untuk memperkuat kerja sama internasional. Menurutnya, langkah ini juga membuka jalan untuk membangun jembatan komunikasi yang lebih kuat dengan negara-negara di kawasan Global South—kelompok negara berkembang yang peran strategisnya semakin diperhitungkan.

KTT G20 yang berlangsung pada 22–23 November ini menjadi panggung penting bagi para pemimpin untuk membahas berbagai isu global. Rusia diwakili oleh Maxim Oreshkin, deputi kepala staf kantor eksekutif presiden, sebagai pimpinan delegasi.

Sebagai forum ekonomi terbesar di dunia, G20 memiliki pengaruh besar terhadap arah ekonomi global. Anggotanya terdiri dari 19 negara ditambah Uni Eropa, yang secara kolektif menyumbang lebih dari 80 persen PDB dunia, 75 persen perdagangan global, dan hampir dua pertiga populasi dunia. Tidak heran bila setiap keputusan yang diambil di sini menjadi acuan banyak negara.

Menariknya, G20 bekerja melalui dua jalur:
1. Jalur Keuangan (Financial Track) — Menangani isu ekonomi seperti stabilitas keuangan global, kebijakan fiskal dan moneter, perpajakan internasional hingga pendanaan iklim. Jalur ini melibatkan menteri keuangan, gubernur bank sentral, serta kelompok kerja terkait.
2. Jalur Sherpa — Berfokus pada isu non-keuangan seperti pembangunan, geopolitik, hingga kerja sama lintas sektor. Para perwakilan khusus negara anggota—disebut sherpa—bertugas menyiapkan agenda dan merapikan detail teknis sebelum para pemimpin bertemu di KTT.

Kedua jalur ini dirancang agar pembahasan lebih efektif, dengan setiap isu ditangani oleh pihak yang paling kompeten di bidangnya. Sejak dibentuk pada 1999 sebagai respons terhadap krisis keuangan global, G20 telah berkembang dari forum teknis menjadi pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan kepala negara sejak 2008.

Dengan latar belakang tersebut, keberhasilan para pemimpin dalam menyepakati deklarasi bersama di KTT kali ini menjadi sinyal positif: multilateralisme masih relevan—dan dunia masih memiliki ruang untuk bekerja bersama menghadapi tantangan global.

Sumber: Antara/Sputnik-OANA

Bagikan

Mungkin Kamu Suka