Bali (KABARIN) - Kementerian Pariwisata mengajak wisatawan asal Singapura melakukan tur bersama Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya (KSS) ke kebun kokoa atau biji cokelat untuk melihat proses penanaman hingga pengeringan biji kokoa di Jembrana, Bali Barat.
"Jadi tempat ini memang kami promosikan karena para petani juga sudah mencetak prestasi dari kualitas biji cokelatnya, karena bijinya ada rasa buah, rasa rempah karena ini sistemnya tumpang sari, biji cokelatnya jadi mengeluarkan bau yang khas," kata Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kebudayaan Kabupaten Jembrana Ni Komang Ayu Tri Ardanawati saat ditemui ANTARA di Bali, Kamis.
Empat wisatawan yang menjadi peserta dari Familiarization Trip (Famtrip) Kementerian Pariwisata yang bertajuk "Hidden Bali: Serenity, Nature and Sustainability" itu, diajak berkeliling kebun seluas 3 hektare yang menjadi tempat tumbuhnya 2 ribu pohon cokelat yang ada di Desa Nusasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali.
Di sana peserta melihat metode pengolahan tradisional, pemandangan perkebunan yang subur, dan cita rasa kaya dari warisan kakao Bali.
Proses penanaman pohon dijelaskan telah menggunakan pupuk serta insektisida alami. Pupuk yang digunakan berasal dari kotoran kambing dan insektisidanya merupakan cairan yang diracik menggunakan air kelapa, lidah buaya, belimbing wuluh, nanas dan buah maja.
Mereka juga mengikuti sesi mencicipi buah cokelat berwarna kuning dan merah. Warna yang berbeda itu menciptakan rasa dari manis hingga sedikit asam karena tingkat kematangannya yang berbeda.
Pemilik kebun sekaligus petani cokelat, Ketut Sudomo, menyampaikan pada peserta bahwa penggunaan bahan-bahan alami dimaksudkan untuk menjaga kesehatan orang yang mengonsumsi cokelatnya dan menjaga alam tetap hidup berkelanjutan.
Berkat ketekunan para petani, biji cokelatnya telah diakui dunia melalui penghargaan 2023 Cacao of Excellence Silver Award pada 8 Februari 2024 di Amsterdam, Belanda.
Salah satu merek cokelat terkenal di dunia, Valrhona, bahkan mengimpor biji cokelat dari Jembrana sebagai bahan utama produk yang dijual ke pasaran.
Ni Komang Ayu mengatakan bahwa petani dibantu oleh Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya (KSS) untuk proses penjualan biji kepada para pembeli, dan NGO Yayasan Kalimajari dalam menggencarkan promosi ke luar negeri.
Selama mengikuti aktivitas tur, wisatawan bernama Ivan Ngiam Tee Kuen mencoba membuka buah cokelat dengan sebuah pentungan berukuran sedang.
Dia antusias mencoba berbagai hal baru karena ini merupakan kali pertamanya berkunjung ke Bali.
"Keras banget deh buka ini, coba sekali lagi (dipukul)," ujar Ivan.
Menurut Ivan, rasa yang dihadirkan dari biji cokelat itu terasa seperti mangga.
Sementara Ong Seng Tah ketika mencicipi biji cokelat mengatakan rasanya enak dan lebih suka biji yang berasal dari buah cokelat berwarna merah keunguan yang rasanya lebih asam.
Ong juga mempelajari bahwa buah cokelat kaya akan antioksidan yang baik untuk kesehatan jantung.
Kunjungan ke Jembrana kali ini merupakan upaya Kementerian Pariwisata untuk menunjukkan keindahan Pulau Bali terutama di bagian utara dan baratnya.
Daerah ini menawarkan suasana yang sama sekali berbeda dari Bali Selatan yang ramai. Kedua wilayah ini dikenal karena hubungannya yang kuat dengan gaya hidup santai dan kaya akan alamnya.
Melalui famtrip ini diharapkan TA/TO (agen perjalanan/operator tur) tersebut dapat kembali ke Singapura dan membuat paket-paket wisata yang menarik ketika membawa turis lain berkunjung ke Indonesia.