Pemerintah dukung musik religi karya anak bangsa diputar di ruang publik

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Pemerintah mulai tancap gas untuk mendukung musik religi karya anak bangsa diputar di ruang-ruang publik. Langkah ini dinilai penting, bukan cuma untuk memperkuat nilai spiritual, tapi juga sebagai bentuk dukungan nyata bagi ekosistem musik nasional.

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo mengatakan, upaya ini ditargetkan mulai terasa sejak tahun ini dan berlanjut dalam jangka panjang, terutama saat momentum hari besar keagamaan.

“Jadi, ya doakan saja teman-teman, benar-benar nanti mulai tahun ini, sampai bertahun-tahun ke depan, setiap balik kita ke mana-mana, lagi Natal, tahun baru, Ramadan, imlek, benar-benar yang dimainkan adalah karya anak bangsa,” ujar Wamenbud saat ditemui di Jakarta, Senin.

Giring menjelaskan, inisiatif tersebut merupakan bentuk keberpihakan pemerintah pada musik religi lokal yang selama ini dinilai belum mendapat ruang maksimal. Dengan tata kelola royalti yang kini semakin tertata, ia optimistis pemutaran lagu-lagu religi karya musisi Indonesia bisa segera direalisasikan.

Respons dari pelaku industri pun terbilang positif. Menurut Giring, Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyambut baik rencana ini.

Sebagai langkah konkret, Kementerian Kebudayaan telah menerbitkan surat rekomendasi berisi daftar lagu religi karya anak bangsa yang bisa diputar di hotel dan pusat perbelanjaan, disesuaikan dengan momen hari besar keagamaan.

Tak berhenti di situ, Giring juga mengungkapkan pihaknya telah berkomunikasi dengan Hadad Alwi untuk menghadirkan festival musisi religi, sebagai upaya memperkuat ekosistem musik religi di Tanah Air.

Sebelumnya, Wakil Menteri Kebudayaan juga menggelar pertemuan strategis dengan Menteri Agama Nasaruddin Umar. Pertemuan itu membahas upaya memperluas ruang bagi musisi religi lokal agar karya mereka bisa lebih sering diperdengarkan di ruang publik, seperti pusat perbelanjaan, hotel, hingga restoran.

Dalam pertemuan tersebut, Giring menekankan pentingnya penguatan nilai spiritual lewat musik religi karya anak bangsa, sekaligus menanggapi keresahan para pelaku musik religi soal pemisahan antara karya cipta dan nilai ibadah.

“Kementerian Kebudayaan dan tim kerja mengajukan inisiatif untuk menghimpun berbagai asosiasi, termasuk pengelola pusat perbelanjaan dan kafe, agar pada momentum perayaan hari besar keagamaan seperti Natal dan Ramadan, ruang-ruang publik dapat memutar musik religi karya musisi Indonesia,” jelas Wamen Giring Ganesha.

“Ibadah dan karya merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, Kementerian Kebudayaan mengajak Kementerian Agama untuk turut mendukung agenda pemutaran musik religi karya anak bangsa di berbagai ruang publik, sebagai bentuk penguatan ekosistem musik religi nasional dan pengurangan dominasi karya dari luar negeri,” tambahnya.

Menteri Agama Nasaruddin Umar pun menyambut positif inisiatif tersebut dan menyatakan dukungan penuh. Ia menegaskan, penguatan seni religi tidak terbatas pada satu agama saja, melainkan mencakup seluruh agama yang ada di Indonesia.

Menurutnya, seni dan agama adalah dua hal yang saling terhubung, dengan seni sebagai medium untuk menghidupkan nilai-nilai keagamaan. Karena itu, kolaborasi lintas pihak dinilai penting agar manfaatnya bisa dirasakan luas, baik dalam memperkenalkan karya seni lokal maupun memperkuat peran ruang publik dan rumah ibadah dalam kehidupan masyarakat.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka