Manajemen Malut United mengecam keras tindakan rasisme kepada Yance Sayuri

waktu baca 3 menit

Ternate (KABARIN) - Manajemen Malut United FC melontarkan kecaman keras terhadap aksi komentar kebencian dan rasisme yang dialami pemain mereka, Yance Sayuri, di media sosial. Serangan tersebut muncul usai kemenangan Malut United 2-0 atas Persib Bandung dalam lanjutan Super League pada 14 Desember.

“Serangan tersebut diduga dilakukan oleh oknum pendukung Persib Bandung usai laga Malut United kontra Persib, ini sangat disesalkan,” kata Wakil Manajer Malut United Asghar Saleh kepada ANTARA, Selasa.

Asghar meminta agar koordinator suporter Persib Bandung, Bobotoh, bisa menertibkan oknum pendukung yang dinilai mencoreng semangat sportivitas sepak bola.

“Kami minta koordinator Bobotoh untuk menertibkan oknum pendukung seperti ini,” kata Asghar Saleh.

Ia menegaskan, tindakan rasisme sama sekali tidak bisa dibenarkan, apalagi di level sepak bola profesional. Menurutnya, Persib merupakan klub besar, sehingga perilaku tidak terpuji dari sebagian pendukung sangat disayangkan.

“Kita kecam ini. Persib adalah tim besar, tapi perilaku pendukung seperti ini sangat kerdil. Serangan rasis terhadap Yance dan juga Yakob Sayuri sudah berulang kali terjadi,” kata mantan wartawan senior tersebut.

Tak hanya mengecam pelaku, Asghar juga mempertanyakan sikap PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia. Ia menilai federasi belum menunjukkan langkah tegas meski kasus serupa sudah berulang dan bahkan telah dilaporkan ke pihak kepolisian.

“Sudah kami laporkan ke polisi, tapi sampai sekarang federasi terkesan diam. Tidak ada tindakan apa pun,” ujar Asghar.

Yance Sayuri sendiri menjadi sasaran komentar rasis di akun Instagram setelah laga Malut United kontra Persib Bandung. Serangan itu mencuat usai Yance terlibat insiden dengan kapten Persib, Marc Klok.

Insiden terjadi pada menit ke-38 pertandingan, ketika Marc Klok melakukan pelanggaran terhadap Yance Sayuri. Yance yang terlihat emosi tidak menerima pelanggaran tersebut dan sempat menunjukkan gestur ingin memukul rekan setimnya di timnas Indonesia itu.

Manajemen Malut United berharap kejadian serupa tidak kembali terulang. Mereka juga mengajak seluruh pihak, mulai dari federasi hingga kelompok suporter, untuk bersama-sama memerangi rasisme di sepak bola Indonesia.

Sikap tegas juga datang dari mantan pemain timnas Indonesia, Boaz Salossa. Ia mengajak semua elemen sepak bola untuk berdiri bersama menolak rasisme, sekaligus mendesak federasi agar bertindak nyata, bukan sekadar kampanye.

“Saya mengajak mari seluruh pemain, suporter dan untuk kemanusiaan, kita tolak rasisme dalam sepak bola,” kata mantan kapten timnas Indonesia tersebut.

Hal senada disampaikan mantan pemain nasional Rahmat Rivai. Ia menilai rasisme di sepak bola adalah persoalan serius, terlebih ketika dialami oleh dua bersaudara, Yakob Sayuri dan Yance Sayuri.

“Sebagai mantan pemain sepak bola, mengecam dan menantang seluruh bentuk rasisme, apalagi komitmen dari federasi agar bertindak tegas kepada oknum-oknum penebar rasisme, mari menjaga semangat toleransi dalam dunia sepak bola,” ujarnya.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka