Jakarta (KABARIN) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria memastikan pihaknya memberikan asistensi dalam penyelidikan yang dilakukan Kepolisian RI mencari sumber gelondongan kayu terseret banjir Sumatera lewat forensik kayu.
"Iya kan kita membantu Bareskrim untuk melakukan kajian forensik terhadap kayu itu," kata Kepala BRIN Arif Satria menjawab pertanyaan wartawan usai penganugerahan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Award 2025 di Jakarta, Kamis.
Tidak hanya bersama Polri, dia memastikan para peneliti BRIN juga bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dalam upaya menelusuri sumber dan status kayu yang terseret air ketika banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Tidak hanya dengan Kementerian Kehutanan, pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam langkah penanggulangan bencana di wilayah tersebut.
"Kemudian terkait dengan bencana ini data-data yang ini akan terus kita update dan terus kita perkuat," jelasnya.
Dia memastikan pemerintah juga berencana untuk mempercanggih satelit yang digunakan untuk menangkap citra sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada satelit asing.
Sebelumnya, dalam Rapat Rapat Tingkat Menteri Tindak Lanjut Arahan Presiden RI terkait Percepatan Penanganan Bencana yang digelar di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) pada Rabu (17/12), Arif menyatakan BRIN terus menyuplai data citra satelit untuk mempercepat penanganan banjir Sumatera.
BRIN juga mengerahkan teknologi drone dengan jangkauan hingga 100 kilometer, termasuk drone yang dilengkapi radar ground penetration. Teknologi itu memungkinkan pendeteksian objek hingga kedalaman sekitar 100 meter di bawah permukaan tanah.