Jakarta (KABARIN) - Aktris Korea Selatan Jun Ji-hyun tengah jadi sorotan panas di media sosial Tiongkok. Penyebabnya adalah salah satu dialognya di serial “Tempest” yang dianggap anti-Tiongkok, hingga menuai kritik keras dari netizen Negeri Tirai Bambu. Banyak yang menilai ucapan tersebut kontroversial dan menyebarkan pesan yang negatif tentang Tiongkok, sehingga memicu perdebatan sengit di platform media sosial di sana.
Dalam episode keempat, karakter Jun Ji-hyun, Seo Mun-ju, mantan kandidat presiden Perserikatan Bangsa-Bangsa, bilang, “Mengapa Tiongkok lebih suka perang? Dengan begitu, bom nuklir akan jatuh di sepanjang wilayah perbatasan.” Kalimat ini langsung bikin netizen Tiongkok meledak emosi, menyebutnya dibuat-buat dan mencemarkan nama baik secara politik.
“Kalau Tiongkok mendukung perang, Korea Selatan nggak bakal jadi negara lagi,” komentar salah satu warganet.
Kontroversi nggak cuma soal dialog. Banyak yang protes karena penggambaran kota Dalian dianggap kumuh. Bahkan beberapa netizen menyoroti bahwa latar yang ditampilkan bukan Dalian beneran, tapi Pabrik Sarang Burung Cheung Hing di Hong Kong.
Beberapa orang juga bilang Ju Ji-hyun seharusnya lebih hati-hati memilih proyek comeback-nya, bahkan ada yang menyerukan boikot. Tapi, tentu saja, banyak penggemar langsung membela sang aktris, minta agar warga Tiongkok tetap rasional dan nggak menyerang dia atau pemain lain.
“Tempest”, yang sekarang tayang di Disney+, jadi drama pertama Ju Ji-hyun setelah empat tahun hiatus sejak drama terakhirnya di 2021. Drama ini bercerita tentang Seo Mun-ju, mantan diplomat ulung yang mencoba mengungkap konspirasi di balik upaya pembunuhan seorang kandidat presiden.
Ceritanya makin seru karena Mun-ju harus menghadapi intrik internasional, rahasia negara, dan konspirasi yang sampai ke Gedung Putih, sambil dilindungi oleh Paik San-ho (Gang Dong-won), tentara bayaran misterius yang mendukungnya secara diam-diam.
Meski menuai kontroversi, Disney+ baru-baru ini mengumumkan bahwa “Tempest” menjadi drama Korea paling banyak ditonton di platform secara global pada 2025 hanya dalam lima hari streaming. Jadi, selain heboh karena kontroversi, drama ini juga terbukti meledak secara daring.
