Jakarta (KABARIN) - Produsen otomotif global Stellantis, yang menaungi merek-merek populer seperti Dodge, Ram, dan Chrysler, baru-baru ini mengonfirmasi kalau platform penyedia layanan pihak ketiga mereka di Amerika Utara kena peretasan. Akibatnya, data pribadi pelanggan sempat bocor.
Dalam pernyataan resminya, Stellantis memastikan informasi yang diambil hacker cuma “data kontak” pelanggan. Untungnya, data finansial atau informasi sensitif lainnya tidak ikut bocor karena memang tidak tersimpan di platform pihak ketiga yang diretas. “Setelah mendeteksi akses tidak sah, kami langsung aktifkan protokol respons insiden, investigasi menyeluruh, dan langkah cepat untuk membatasi dampaknya,” kata Stellantis, dikutip dari Engadget, Selasa.
Perusahaan juga bilang sudah memberi tahu otoritas terkait dan langsung menginformasikan pelanggan yang terdampak. Stellantis mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan serangan phishing atau trik rekayasa sosial, dan hati-hati saat membagikan data pribadi ke pihak yang tiba-tiba menghubungi.
Meski begitu, Stellantis belum merinci jenis data kontak yang bocor, jumlah pelanggan terdampak, maupun apakah akan ada layanan tambahan seperti perlindungan privasi atau pemantauan kredit. Seorang juru bicara Stellantis menegaskan pihaknya “tidak akan memberikan informasi tambahan di luar pernyataan resmi.”
Sementara itu, menurut laporan Bleeping Computer, kelompok peretas ShinyHunters mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Mereka menyebut berhasil mengambil lebih dari 18 juta data pelanggan Stellantis dari database Salesforce, termasuk nama dan detail kontak. Sebelumnya, ShinyHunters juga sempat membobol data beberapa klien Salesforce lain, seperti Google, Qantas, Adidas, dan LVMH.