Padang (KABARIN) - Semen Padang FC kembali harus menelan pil pahit di depan pendukungnya sendiri. Bermain di Stadion Haji Agus Salim, Kota Padang, Jumat (26/9), "Kabau Sirah" dipaksa menyerah 1-3 dari tamunya Bali United dalam lanjutan BRI Super League 2025 pekan ketujuh.
Bagi Semen Padang, hasil ini semakin memperburuk posisi mereka di klasemen. Anak asuh Eduardo Almeida kini tercecer ke peringkat 17 alias zona degradasi dengan koleksi baru empat poin dari enam laga.
Sementara itu, kemenangan tandang ini membuat Bali United sedikit naik angin. "Serdadu Tridatu" kini bercokol di urutan delapan klasemen dengan sembilan poin dari tujuh pertandingan.
Pertandingan berjalan cukup sengit sejak menit awal. Semen Padang yang tampil di depan publik sendiri sempat punya beberapa peluang emas. Namun, justru Bali United yang berhasil unggul lebih dulu lewat penalti Boris Kopitovic di menit 45+1.
Memasuki babak kedua, tim tamu makin percaya diri. Reyner Immanuelo Barusu sukses menggandakan keunggulan di menit 73, sebelum Muhammad Rahmat memastikan kemenangan 3-1 untuk Bali United.
Semen Padang hanya mampu memperkecil ketinggalan lewat gol Cornelius Stewart di menit 77. Sayangnya, gol tersebut tak cukup menyelamatkan Kabau Sirah dari kekalahan.
Pelatih Bali United, Johnny Jansen, tak bisa menyembunyikan rasa senangnya.
"Saya sangat senang dengan pertandingan ini, dan ini pertandingan yang paling gila," ujarnya usai laga.
Jansen menambahkan, timnya datang ke Padang dengan kondisi kurang ideal karena badai cedera. Namun, kerja keras dan kekompakan pemain membuat mereka berhasil pulang dengan tiga poin berharga.
Di sisi lain, pelatih Semen Padang, Eduardo Almeida, mengaku cukup kecewa dengan hasil akhir. Ia menilai anak asuhnya tampil baik di babak pertama tapi gagal memanfaatkan peluang.
"Seharusnya ketika babak pertama selesai, kita bisa unggul," kata Almeida.
Kekalahan ini membuat Semen Padang semakin tertekan. Dengan start yang buruk di awal musim, Kabau Sirah harus segera bangkit jika tak ingin makin terpuruk di dasar klasemen. Dukungan publik Agus Salim jelas masih ada, tapi hasil di lapangan kini jadi ujian terbesar bagi tim kebanggaan Ranah Minang tersebut.