Jakarta (KABARIN) - Jakarta Timur jadi ajang seru-seruan buat para jagoan silat Betawi. Hari Minggu, ratusan pesilat dari lima wilayah Jakarta tumplek blek di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), buat berebut Piala Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Total ada sekitar 150 pendekar yang ikut dalam “Festival Pencak Silat Betawi” tahun ini.
Acara ini digelar selama dua hari oleh Bamus Suku Betawi 1982 dengan kategori pelajar sampai dewasa. Ketua Majelis Adat Bamus Suku Betawi 1982, Nachrowi Ramli alias Bang Nara, bilang kalau festival ini bukan cuma soal tanding jurus, tapi juga bentuk upaya menjaga warisan budaya Betawi biar nggak kalah sama derasnya arus modernisasi. “Khususnya, di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi,” ujar Bang Nara.
Selain silat, festival ini juga diramein lomba pantun, tari, sampai kuliner khas Betawi. Harapannya, lewat acara kayak gini, bakal muncul bibit-bibit muda yang nggak cuma jago silat, tapi juga cinta budaya sendiri. “Sudah saatnya kaum Betawi memimpin di Jakarta,” kata salah satu penasihat PB IPSI yang juga udah puluhan tahun aktif ngurus organisasi pencak silat.
Bamus Suku Betawi 1982 juga punya misi lebih jauh, yaitu ngebentuk SDM Betawi yang pintar dan siap bersaing. Bang Nara bilang, percuma punya banyak alat dan senjata kalau manusianya nggak siap. Makanya, mereka dorong pencak silat / ke kurikulum sekolah biar makin dikenal sejak dini. Apalagi, pencak silat udah resmi diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Lebih seru lagi, IPSI udah siap ngerangkul sekitar 200 pesilat muda buat tampil di pertunjukan tahun 2026 nanti. “Untuk itu Pemprov DKI juga harus hadir,” tutup Bang Nara.