Meta akan cegah obrolan tak layak antara AI dengan anak di bawah umur

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Perusahaan teknologi Meta baru saja merilis panduan khusus bagi para kontraktornya untuk melatih chatbot kecerdasan artifisial (AI). Panduan ini disiapkan agar chatbot AI milik Meta tidak terlibat dalam percakapan yang tidak pantas dengan pengguna anak-anak.

Kabar ini pertama kali diungkapkan Business Insider dan dilaporkan ulang oleh Engadget, Senin (29/9/2025). Langkah Meta dinilai sebagai bagian dari upaya serius untuk mencegah potensi eksploitasi seksual terhadap anak serta memastikan anak-anak tidak terjerumus dalam percakapan yang tidak sesuai usia.

Latar belakang aturan baru
Pada Agustus 2025, Meta sempat menjadi sorotan setelah Reuters melaporkan bahwa kebijakan sebelumnya mengizinkan chatbot untuk "melibatkan anak dalam percakapan romantis atau sensual". Namun, Meta menolak tuduhan tersebut dengan menyebut laporan itu keliru dan tidak konsisten dengan kebijakan mereka. Meski demikian, aturan lama akhirnya dihapus dan diganti dengan panduan baru yang lebih ketat.

Dalam dokumen yang diterima Business Insider, Meta menegaskan sejumlah larangan, di antaranya:

  • Chatbot tidak boleh memfasilitasi, mendorong, atau mendukung bentuk pelecehan seksual terhadap anak.
  • Tidak boleh melakukan permainan peran (roleplay) romantis atau intim dengan pengguna yang masih di bawah umur.
  • Tidak boleh memberikan saran atau respons yang mengarah pada kontak fisik romantis/intim dengan anak.

Meski begitu, chatbot masih diperbolehkan membahas topik serius seperti pelecehan dalam konteks edukasi atau pencegahan. Namun, pembahasan harus dilakukan tanpa membuka peluang percakapan yang bersifat mendorong atau memperbolehkan perilaku berbahaya.

Sorotan regulasi
Beberapa bulan terakhir, keberadaan chatbot AI memang menjadi perdebatan publik karena dinilai berpotensi menimbulkan risiko bagi anak-anak. Pada Agustus 2025, Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat bahkan meluncurkan penyelidikan formal terkait praktik chatbot AI, tidak hanya terhadap Meta, tetapi juga perusahaan teknologi besar lain seperti Alphabet (Google), Snap (Snapchat), OpenAI, hingga X.AI.

Langkah Meta dengan panduan baru ini dipandang sebagai respons atas meningkatnya tekanan publik dan regulator untuk menjaga keamanan digital anak di era teknologi AI yang berkembang cepat.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka