Jakarta (KABARIN) - Legenda tinju putri, Cecilia Braekhus, menutup perjalanan kariernya dengan kemenangan gemilang atas Ema Kozin dalam perebutan gelar juara dunia kelas welter super WBC di Lillestrom, Norwegia.
Dalam laga perpisahan yang penuh emosi, Braekhus meraih kemenangan mutlak lewat keputusan juri. “Dalam malam perpisahan yang tak terlupakan legenda Cecilia Braekhus menutup karir gemilangnya dengan kemenangan mutlak melalui keputusan juri atas petinju Slovenia Ema Kozin, sekaligus merebut gelar juara dunia kelas welter super WBC,” tulis WBC dalam laman resminya.
Petinju kelahiran Kolombia yang besar di Norwegia itu kembali menunjukkan kelasnya di atas ring. Tekniknya rapi, strategi cerdas, dan semangat juangnya tak pernah padam. Sejak ronde pertama, Braekhus mendominasi dengan jab yang akurat dan kontrol jarak yang solid, membuat Kozin sulit menembus pertahanannya.
Selama sepuluh ronde, Braekhus tampil lincah dan tenang, membatasi ruang gerak Kozin yang lebih muda dan bertubuh lebih tinggi. Setiap pukulan dan gerakannya seperti diatur dengan presisi. Di sisi lain, Kozin berusaha keras menekan, tapi dominasi sang “First Lady of Boxing” terlalu sulit untuk digoyahkan.
Setelah ronde terakhir, juri memberikan skor 98-92, 97-93, dan 96-94 untuk Braekhus, menandai momen manis ketika tangannya diangkat untuk terakhir kali sebagai juara dunia. WBC menyebut kemenangan itu sebagai penutup karier yang patut dikenang.
Braekhus sebelumnya pernah menguasai seluruh sabuk juara kelas welter dunia dari WBC, WBA, IBF, WBO, dan IBO pada 2014, menjadikannya petinju wanita pertama dalam sejarah yang memegang lima sabuk sekaligus. Ia mendominasi kelas itu selama satu dekade sebelum naik ke kelas welter super.
Meski sempat kehilangan gelarnya usai dua kali kalah dari Jessica McCaskill pada 2023, kemenangan atas Kozin jadi pembuktian bahwa Braekhus tetap sang legenda. Ia menutup kariernya di puncak, dengan warisan yang akan selalu dikenang dalam dunia tinju.