Jakarta (KABARIN) - Liga Mahasiswa atau LIMA Basketball 2025 bakal tetap menggunakan format yang sama seperti musim lalu. Direktur Utama LIMA, Junas Miradiarsyah, bilang kalau sistem dua divisi masih dianggap efektif untuk meningkatkan daya saing antaruniversitas.
“Kalau untuk format kompetisinya tidak banyak berubah, tahun lalu kami berinovasi dengan divisi satu dan divisi dua cukup bagus,” ujar Junas di Jakarta.
Format dua divisi ini memberi kesempatan buat kampus yang belum sering tampil untuk naik level. Tim bisa mempersiapkan diri lebih matang agar bisa promosi ke divisi satu, sementara tim lain berjuang agar tetap bertahan di level tertinggi. Untuk kategori putri, Junas menjelaskan kalau pihaknya masih terus mendorong peningkatan jumlah peserta, meski saat ini belum ada divisi dua.
Selain mempertahankan format lama, LIMA juga mengubah aturan soal pemain dari Indonesian Basketball League atau IBL. Kalau sebelumnya satu tim boleh menurunkan dua pemain IBL secara bersamaan di lapangan, kini jumlahnya dibatasi jadi hanya satu pemain.
“Sekarang untuk pemain yang terdaftar di IBL, tadinya boleh dua pemain sekaligus bermain di lapangan, menjadi satu dan ini sudah kami sampaikan dari jauh hari kepada tim masing-masing,” kata Junas.
Aturan baru ini dibuat supaya pemain muda kampus punya ruang lebih besar buat berkembang. Menurut Junas, banyak mahasiswa yang kini punya kemampuan setara dengan pemain profesional.
LIMA Basketball 2025 diharapkan tetap jadi ajang yang kompetitif sekaligus tempat pembinaan bagi talenta muda di dunia basket kampus. Turnamen ini bakal digelar di empat kota besar mulai dari Yogyakarta pada 18 sampai 25 Oktober, lalu berlanjut ke Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Kompetisi ini jadi agenda tahunan yang terus berkontribusi untuk memperkuat ekosistem olahraga mahasiswa di Indonesia.