Apa itu karbon monoksida dan bagaimana dampaknya bagi tubuh?

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Kisah tragis pasangan pengantin baru di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, beberapa waktu lalu bikin publik terenyuh. Sang istri, CDN (28), ditemukan meninggal dunia di kamar mandi, sementara suaminya, GK (28), dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.

Dugaan awal, keduanya jadi korban keracunan gas karbon monoksida (CO) yang bocor dari water heater berbahan bakar gas di penginapan tempat mereka menginap.

Kasus ini jadi pengingat penting bahwa ancaman gas karbon monoksida bisa datang kapan saja dan di mana saja, bahkan di tempat yang kelihatannya aman. Gas ini disebut “silent killer” karena tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa, tapi bisa sangat mematikan kalau terhirup dalam jumlah besar.

Jadi, apa sebenarnya karbon monoksida itu, dan bagaimana efeknya pada tubuh manusia? Yuk, simak penjelasannya.

Apa itu karbon monoksida (CO)?
Karbon monoksida adalah gas tanpa warna dan bau yang muncul akibat pembakaran tidak sempurna dari bahan yang mengandung karbon, misalnya gas alam, kayu, bensin, atau batu bara.

Sumbernya bisa dari mana saja: kendaraan bermotor, pembangkit listrik, kebakaran hutan, atau bahkan alat rumah tangga seperti kompor dan water heater gas yang tidak punya ventilasi memadai.

Di kota besar, emisi karbon monoksida kebanyakan berasal dari aktivitas kendaraan di jalan. Sementara di alam, CO bisa terbentuk secara alami lewat reaksi fotokimia antara metana dan senyawa organik di udara.

Secara kimia, karbon monoksida terdiri dari satu atom karbon dan satu atom oksigen. Gas ini mudah terbakar dan bisa menghasilkan api biru jika bereaksi dengan oksigen membentuk karbon dioksida (COâ‚‚).

Meski beracun bagi makhluk hidup, CO juga punya peran penting di industri, salah satunya sebagai bahan dasar pembuatan berbagai senyawa karbon. Gas ini biasanya muncul saat pembakaran di suhu tinggi tapi dengan oksigen yang terbatas, sebuah proses yang dikenal dengan istilah kesetimbangan Boudouard.

Bahaya karbon monoksida bagi tubuh
1. Gangguan pernapasan

Gas CO bisa menghambat darah mengirim oksigen ke seluruh tubuh. Gejalanya mulai dari sesak napas, nyeri dada, sampai gangguan paru-paru. Dalam dosis tinggi, bisa berujung pada gagal napas yang fatal.

2. Gangguan sistem saraf
Karbon monoksida berikatan lebih kuat dengan hemoglobin dibanding oksigen, membentuk senyawa karboksihemoglobin yang mengurangi suplai oksigen ke otak. Akibatnya, tubuh bisa mengalami pusing, kebingungan, kehilangan keseimbangan, bahkan pingsan. Dalam kasus berat, bisa memicu kerusakan otak permanen.

3. Gangguan pada jantung
Karena oksigen ke jantung berkurang, CO bisa menyebabkan aritmia (gangguan irama jantung), tekanan darah tidak stabil, hingga serangan jantung. Penderita penyakit jantung jadi kelompok paling berisiko kalau terpapar gas ini.

4. Kerusakan otak
Otak sangat bergantung pada oksigen. Saat kadar oksigen turun drastis akibat CO, fungsi otak pun ikut terganggu. Gejalanya bisa berupa disorientasi, pusing, hingga hilang kesadaran. Jika tidak segera ditangani, bisa berakibat fatal.

5. Bahaya untuk ibu hamil dan janin
CO yang terhirup ibu hamil bisa masuk ke aliran darah dan menghambat suplai oksigen ke janin. Dampaknya? Pertumbuhan bayi bisa terganggu, dan dalam kasus ekstrem, bisa menyebabkan keguguran atau komplikasi kehamilan.

6. Risiko kematian akibat paparan tinggi
Karena tidak berbau dan tak terlihat, banyak orang tidak sadar sedang menghirup CO. Jika paparan tinggi terjadi dalam waktu lama, tubuh akan kekurangan oksigen hingga akhirnya tidak bisa bertahan hidup.

Kisah di Solok tadi jadi contoh nyata betapa mematikan gas ini kalau tidak diantisipasi. Itulah kenapa, penting banget memastikan alat-alat rumah tangga seperti kompor, pemanas air, atau genset punya ventilasi yang baik dan dicek secara rutin.

Baca juga: Waspada water heater bocor, begini cara aman biar gak kena bahayanya

Bagikan

Mungkin Kamu Suka