Potensi resolusi penutupan Pemerintah AS mendorong investor untuk beralih kembali ke aset berdenominasi dolar AS
Jakarta (KABARIN) - Rupiah pada pembukaan perdagangan Kamis pagi di Jakarta terlihat melemah tipis ke Rp16.724 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp16.717 per dolar AS.
Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menilai pelemahan rupiah ini terjadi seiring optimisme pasar soal kemungkinan berakhirnya penutupan pemerintah AS.
“Potensi resolusi penutupan Pemerintah AS mendorong investor untuk beralih kembali ke aset berdenominasi dolar AS,” ucap Josua.
Mengutip Anadolu, Gedung Putih yakin penutupan pemerintah akan selesai malam ini, waktu AS. Anggota parlemen dikabarkan siap mengirimkan kesepakatan pendanaan ke meja Presiden Trump.
Juru Bicara Presiden AS, Karoline Leavitt, menyebut Trump kemungkinan akan menandatangani RUU pendanaan menjadi UU di hadapan wartawan.
DPR diperkirakan akan memberikan suara pada pukul 19.00 waktu setempat, setelah Senat menyetujui kesepakatan dengan suara 60-40. UU ini akan mendanai pemerintah hingga 30 Januari, sambil mengalokasikan tiga paket dana tahunan untuk lembaga dan program penting, serta mempekerjakan kembali pegawai federal yang terdampak penutupan.
Josua juga menambahkan bahwa investor menantikan pernyataan pejabat The Fed, termasuk John Williams, yang dinilai bisa memberi sinyal arah kebijakan Fed menjelang pertemuan FOMC Desember 2025.
Ketidakpastian ekonomi AS sendiri masih tinggi, setelah Gedung Putih mengumumkan data Indeks Harga Konsumen dan tingkat pengangguran Oktober 2025 mungkin tak rilis karena penutupan pemerintah sedang berlangsung. Biro Statistik Tenaga Kerja belum memberi klarifikasi, sehingga pasar makin menunggu keputusan Fed.
“Tidak adanya data ekonomi utama dapat mempersulit keputusan kebijakan Fed dalam pertemuan FOMC Desember 2025,” kata Josua.