Jakarta (KABARIN) - Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, menyampaikan bahwa polisi akan meminta keterangan dari 20 korban ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara. Langkah ini dilakukan untuk menggali kronologi kejadian sekaligus mencari tahu penyebab pasti ledakan tersebut.
"Yang jelas dari 20 orang ini, itu juga tentunya akan diinvestigasi oleh aparat kepolisian," kata Lodewijk kepada awak media saat meninjau lokasi kejadian di Komplek TNI AL, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat.
Menurutnya, seluruh korban yang mengalami luka masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Ada korban yang terjadi itu 20 orang. Ke-20 orang itu masih dirawat di rumah sakit dan saya meninjau ke sana, Alhamdulillah sampai saat ini masih ditangani dengan baik," ujarnya.
Lodewijk menegaskan bahwa semua korban merupakan murid SMAN 72, termasuk empat di antaranya yang merupakan putra-putri prajurit TNI AL yang tinggal di kawasan tersebut.
"Murid di sini termasuk ada empat orang putra putri dari TNI AL," ungkapnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak buru-buru mengaitkan insiden ini dengan aksi terorisme.
"Jangan dikatakan ini jumping conclusion bahwa ini aksi teroris. Kita belum sampai ke sana," tegasnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Tunggul, menjelaskan bahwa prajurit TNI AL langsung membantu proses evakuasi para korban. Mereka awalnya dibawa ke balai kesehatan setempat sebelum dirujuk ke beberapa fasilitas kesehatan.
"TNI AL melaksanakan membantu pertolongan pertama evakuasi korban di lokasi insiden terjadinya ledakan ke Balai Kesehatan Kompleks Perumahan TNI AL Kelapa Gading kemudian dirujuk RS Islam Cempaka Putih, RS Yarsi Cempaka Putih, dan Puskesmas Kelapa Gading," kata Tunggul.
Polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk memastikan sumber ledakan serta dugaan motif di balik insiden tersebut.
Baca juga: Seluruh biaya perawatan korban ledakan SMAN 72 ditanggung Pemprov DKI