Apa itu Black Friday? Ini penjelasan beserta sejarahnya

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Hari Jumat setelah perayaan Thanksgiving di Amerika Serikat dikenal sebagai Black Friday. Momen ini selalu jatuh pada Jumat di minggu keempat bulan November dan menjadi salah satu hari belanja tersibuk di AS. Banyak orang berburu diskon besar, promo spesial, hingga penawaran kilat baik di toko fisik maupun pusat perbelanjaan.

Black Friday juga secara tidak resmi menandai dimulainya musim liburan Natal di AS. Seiring berjalannya waktu, fenomena ini menyebar ke berbagai negara lain, termasuk lewat promo besar-besaran di platform e-commerce.

Sejarah Black Friday

Menurut sejarawan sekaligus profesor di Harvard Business School, Nancy Koehn, istilah “Black Friday” awalnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia belanja, dilansir NBC News.

Istilah tersebut merujuk pada peristiwa kepanikan finansial pada 24 September 1869. Kala itu, dua investor, Jay Gould dan Jim Fisk, mencoba menguasai pasar dengan membeli emas dalam jumlah besar untuk menaikkan harganya. Aksi tersebut membuat pasar anjlok dan memicu kekacauan besar.

Selain itu, pada abad ke-19 istilah “Black Friday” juga digunakan untuk menggambarkan berbagai peristiwa negatif lainnya, termasuk pekerja yang tidak masuk kerja sehari setelah Thanksgiving.

Penggunaan istilah “Black Friday” sebagai fenomena belanja baru muncul pada 1950-an. Polisi di Philadelphia, yang kewalahan menghadapi membludaknya kerumunan orang datang untuk berbelanja setelah Thanksgiving, menyebut hari itu sebagai “Black Friday”.

Sejak saat itulah istilah tersebut semakin populer dan digunakan setiap tahun untuk menggambarkan budaya belanja besar-besaran di akhir November.

Pada awalnya, para peritel kurang suka dengan istilah “Black Friday” karena dianggap bernada negatif. Mereka bahkan sempat mencoba menggantinya menjadi “Big Friday”, tetapi upaya itu tidak berhasil. Pada akhirnya, para pengecer mulai menerima istilah tersebut dan memberikan makna positif Black Friday menjadi simbol bahwa bisnis mereka “untung” pada hari itu, bukan merugi.

Kini, Black Friday bukan sekadar hari diskon biasa, tetapi sudah menjadi budaya belanja global yang dinanti setiap tahun.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka