Jawa Tengah bagian selatan berpotensi hujan lebat serta petir di awal Desember

waktu baca 2 menit

Kondisi atmosfer pada awal Desember mendukung terbentuknya awan hujan dengan intensitas tinggi di beberapa wilayah Jateng selatan

Cilacap (KABARIN) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap mengimbau masyarakat di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan untuk mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir pada awal Desember.

“Potensi hujan lebat disertai petir itu dapat terjadi seiring meningkatnya dinamika cuaca pada musim hujan,” kata Ketua Tim Kerja Pelayanan Data dan Diseminasi Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jumat.

Ia menjelaskan dalam dua hari ke depan yaitu Sabtu (29/11) dan Minggu (30/11), cuaca di wilayah Jateng selatan relatif cerah hingga berawan dengan peluang hujan ringan terutama di wilayah pegunungan.

Namun kondisi cuaca diprediksi akan berubah memasuki Senin (1/12) hingga Rabu (3/12) pekan depan ketika pembentukan awan konvektif berpotensi meningkat.

Menurut dia, potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir tersebut dipicu oleh adanya penguatan angin baratan, suhu muka laut yang hangat, serta kelembapan udara yang cukup tinggi.

“Kondisi atmosfer pada awal Desember mendukung terbentuknya awan hujan dengan intensitas tinggi di beberapa wilayah Jateng selatan,” katanya.

Dalam hal ini, kata dia, suhu udara diperkirakan berada pada kisaran 24-33 derajat Celcius dengan pola angin dominan dari arah barat daya berkecepatan 5-20 kilometer per jam.

Menurut dia, kelembapan udara berada pada rentang 58-96 persen, sehingga cukup mendukung terbentuknya cuaca signifikan terutama pada siang hingga malam hari.

Terkait dengan prakiraan curah hujan bulanan, dia mengatakan wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap, dan sekitarnya, diprediksi mengalami curah hujan antara 400 milimeter hingga lebih dari 500 milimeter pada Desember 2025.

Ia mengatakan angka curah hujan tersebut masuk kategori tinggi hingga sangat tinggi sehingga kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi perlu ditingkatkan.

“Tingginya curah hujan berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor, angin kencang, dan gangguan aktivitas masyarakat. Karena itu, kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan memantau informasi cuaca secara berkala,” katanya.

Teguh mengatakan BMKG mendorong pemerintah daerah, sukarelawan kebencanaan, serta masyarakat untuk melakukan langkah mitigasi dini, seperti membersihkan saluran air, memeriksa kondisi pohon dan bangunan, serta berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan pada periode cuaca ekstrem tersebut.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka