Istanbul (KABARIN) - Otoritas Hong Kong mengabarkan jumlah korban tewas dalam kebakaran besar di kompleks apartemen Wang Fuk Court kembali naik menjadi 146 orang. Peristiwa ini menjadi salah satu bencana paling mematikan di kota tersebut dalam puluhan tahun terakhir.
Polisi menyebut tim verifikasi korban telah memastikan 159 orang yang sebelumnya hilang ternyata selamat. Proses identifikasi masih berjalan dan terus diperbarui.
Kepala unit verifikasi korban, Tsang Shuk-yin, menjelaskan ada 79 orang yang mengalami luka sampai Minggu sore, termasuk 12 petugas pemadam yang ikut berjibaku memadamkan api. Saat ini masih ada 100 laporan orang hilang yang belum bisa dipastikan karena data pelapor tidak lengkap atau orang yang dilaporkan bukan penghuni Wang Fuk Court.
Tercatat 40 orang masih belum ditemukan dan proses pencarian tetap dilakukan. Media lokal South China Morning Post menyampaikan bahwa upaya penyelamatan sudah memasuki hari kelima meski api berhasil dikendalikan.
Hong Kong juga memasuki masa berkabung selama tiga hari sejak Sabtu untuk menghormati para korban. Pejabat setempat memperingatkan kemungkinan jumlah korban jiwa masih akan bertambah karena tim menemukan lebih banyak jasad di dalam bangunan yang terbakar.
Kebakaran di kompleks berisi lebih dari 1.900 unit itu terjadi pada Rabu siang dan menyebar dengan cepat. Dugaan awal menyebut perancah bambu yang terpasang di luar gedung menjadi pemicu awal api. Kompleks tersebut punya delapan menara yang dihuni sekitar 4.000 penduduk. Hingga Jumat, sekitar 800 orang sudah dievakuasi ke hotel dan hunian sementara.
Polisi menahan dua direktur serta seorang konsultan teknik dari Prestige Construction & Engineering Company atas dugaan keterlibatan dalam pembunuhan tidak berencana. Penyelidik menemukan perancah bambu dan plastik penutup jendela membuat api menjalar lebih cepat hingga melalap beberapa lantai hanya dalam hitungan menit.
Peristiwa ini menjadi kebakaran pertama dalam 17 tahun di Hong Kong yang meningkat ke status darurat level 5, level tertinggi dalam sistem penanganan bencana kota tersebut.