Sport

WBC kasih lima syarat bagi Subriel Matias terkait kasus doping

Jakarta (KABARIN) - World Boxing Council (WBC) akhirnya buka suara soal kasus doping yang menjerat juara dunia kelas ringan super (63,5 kg), Subriel Matias. Sang juara kedapatan menggunakan ostarine,yaitu zat terlarang berjenis SARM, berdasarkan laporan Voluntary Anti-Doping Association (VADA). Temuan itu berasal dari sampel urine yang diambil pada 9 November, lalu dilaporkan ke WBC pada 15 November.

Dalam pernyataannya yang dipantau di Jakarta, Kamis, WBC menjelaskan bahwa pihaknya dan Matias sudah mencapai kesepakatan penyelesaian cepat dan adil. Dari kesepakatan itu, WBC memberikan lima syarat yang wajib dipenuhi Matias selama setahun ke depan.

Pertama, Matias bakal ditempatkan dalam masa percobaan selama satu tahun, dihitung sejak tanggal sampel diambil.
Kedua, ia harus menjalani tes anti-doping acak tambahan sepanjang masa percobaan, dan semuanya harus dibayar dari kantongnya sendiri.
Ketiga, mengikuti program pendidikan gizi yang disusun dan dijalankan langsung oleh Komite Gizi WBC.
Keempat, Matias diwajibkan mengunjungi gym tinju untuk berbagi edukasi tentang bahaya suplemen yang berpotensi terkontaminasi zat terlarang.
Kelima, WBC menegaskan bahwa Matias bisa langsung kena skors tanpa batas waktu tanpa penyelidikan tambahan jika ia kembali dinyatakan positif selama masa percobaan.

Ostarine sendiri adalah SARM (Selective Androgen Receptor Modulator), zat yang menempel pada protein tubuh dan memicu pertumbuhan otot. Efeknya bikin atlet bisa membangun massa otot lebih cepat, membakar lemak, hingga meningkatkan stamina dan pemulihan, itulah sebabnya zat ini dilarang dalam semua kondisi menurut aturan anti-doping WBC.

Meski begitu, WBC mempertimbangkan sejumlah faktor yang dianggap meringankan. Di antaranya, Matias disebut mengonsumsi suplemen yang ternyata terkontaminasi ostarine dalam periode pengambilan sampel. Hasil laporan ilmiah kredibel juga menemukan kasus serupa, dan beberapa produk itu bahkan mengandung bahan aktif yang sama dengan yang dikonsumsi Matias.

WBC juga mencatat bahwa kadar ostarine dalam sampel Matias relatif rendah, yakni 0,85 ng/mL, angka yang dinilai konsisten dengan paparan dari suplemen terkontaminasi, bukan penggunaan sengaja. Selain itu, Matias dianggap kooperatif karena sejak awal sudah melaporkan kepada VADA bahwa ia mengonsumsi delapan jenis suplemen, beberapa di antaranya memang terbukti bisa mengandung ostarine.

Berkat sikap terbuka Matias dan kesediaannya mengikuti seluruh syarat perjanjian, WBC memutuskan bahwa status juara dunia miliknya tetap aman. Bahkan, pertahanan gelarnya pada 10 Januari 2026 tetap bisa berjalan sesuai jadwal.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Raihan Fadilah
Copyright © KABARIN 2025
TAG: