Jakarta (KABARIN) - Pemulihan pascabencana tak hanya soal membangun kembali rumah dan infrastruktur, tetapi juga menjaga warisan budaya yang menjadi identitas masyarakat. Hal inilah yang ditekankan Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon saat menanggapi dampak bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera.
Menbud Fadli menegaskan pentingnya asesmen yang tepat, cepat, dan terkoordinasi untuk memulihkan cagar budaya serta ruang-ruang budaya yang terdampak bencana. Menurutnya, asesmen tersebut menjadi langkah awal dalam menyusun rencana pemulihan yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga memberikan dukungan psikososial berbasis budaya bagi masyarakat setempat.
“Kita harus hadir dengan cepat, tepat, dan terkoordinasi dalam pemulihan pascabencana, serta memastikan asesmen kebutuhan dilakukan segera,” ujar Fadli dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu.
Ia menjelaskan, proses asesmen dapat melibatkan berbagai pihak, mulai dari lintas instansi pemerintah, komunitas budaya, hingga masyarakat lokal. Hasilnya nanti akan menjadi pedoman penting dalam pemugaran cagar budaya, sekaligus sebagai antisipasi jika bencana serupa kembali terjadi di masa depan.
Dalam kesempatan tersebut, Menbud Fadli juga menyampaikan duka mendalam atas musibah yang menimpa masyarakat di Sumatera. Menurutnya, bencana besar yang terjadi di beberapa provinsi ini menjadi pengingat penting untuk terus belajar dan memperkuat kesiapsiagaan, termasuk dalam pelindungan aset budaya.
“Kita sedang berada dalam suasana berkabung. Musibah ini berdampak besar dan perlu kita jadikan refleksi bersama,” ucapnya.
Komitmen pemulihan budaya ini juga sejalan dengan semangat kolaborasi yang dibahas dalam Rapat Koordinasi Pimpinan Kementerian Kebudayaan bertema “Sinergi dan Kolaborasi untuk Pemajuan Kebudayaan yang Berkelanjutan”. Dalam forum tersebut, seluruh jajaran Kementerian Kebudayaan didorong untuk mengambil langkah strategis demi memperkuat ekosistem kebudayaan nasional.
Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha menekankan pentingnya sinergi lintas unit agar berbagai instrumen pelayanan, seperti Dana Indonesiana, dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para pelaku budaya. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan Bambang Wibawarta menyoroti peluang besar sektor budaya dan kreatif sebagai motor penggerak ekonomi masa depan.
Tak hanya itu, penguatan tata kelola, pengawasan program, revitalisasi aset budaya, hingga diplomasi kebudayaan di tingkat internasional juga menjadi fokus pembahasan. Seluruh upaya tersebut diarahkan untuk memastikan kebudayaan Indonesia tetap lestari, adaptif terhadap perkembangan zaman, serta mampu menjadi perekat identitas bangsa di tengah tantangan global.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Kementerian Kebudayaan berharap pemulihan pascabencana tak sekadar mengembalikan kondisi seperti semula, tetapi juga memperkuat ketahanan budaya dan peran kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.
Editor: Suryanto
Copyright © KABARIN 2025