Jakarta (KABARIN) - Komedian Dodit Mulyanto dan aktor Angga Yunanda mendapat tantangan baru dengan memerankan saudara kembar dalam film terbaru berjudul "Sebelum Dijemput Nenek" yang dijadwalkan tayang Januari 2026 di bioskop.
Dodit mengaku awalnya sempat ragu menerima tawaran itu.
“Awalnya saya enggak mau, tapi casting director bilang Angga sudah excited. Dari situ saya mikir, oh berarti ini serius,” ungkap Dodit sambil tertawa saat peluncuran trailer dan poster film di Jakarta, Jumat.
Peran kembar yang dijalani Dodit tidak hanya menekankan sisi komedi, tetapi juga menuntut pendalaman karakter secara fisik dan emosional. Ia menjelaskan bahwa mereka melakukan latihan intens untuk menyamakan gestur, kebiasaan, bahkan detail kecil dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami benar-benar latihan, nyamain gestur. Sampai ada satu titik pagi hari, waktu saya sarapan, kok rasanya saya sudah merasa kembar. Itu titik baliknya,” ujarnya.
Dodit juga menceritakan proses membangun kedekatan dengan Angga dilakukan secara natural, mulai dari mengamati kebiasaan masing-masing hingga menghabiskan waktu bersama di luar syuting.
“Saya pelajari kebiasaan Angga, dia tiap pagi minum kelapa muda. Saya kan enggak. Akhirnya saya cari pembanding, minum tebu. Dari situ jadi banyak interaksi,” tambah Dodit.
Sementara itu, Angga Yunanda menilai peran ini menjadi momen penting untuk menunjukkan sisi lain dirinya sebagai aktor.
“Ini momen besar buat saya, karena bisa membuktikan kalau saya enggak cuma modal tampang, tapi juga bisa lucu,” ujarnya.
Angga juga mengaku harus menyesuaikan penampilan dan karakter agar tampak seimbang dengan Dodit.
“Waktu itu saya sampai tanya ke tim make up, gimana caranya biar kelihatan kembar. Jawabannya, Mas Dodit di-make up, Angga di-make down, ketemu di tengah,” katanya.
Dalam film ini, Angga memerankan Hestu yang lama merantau ke kota dengan pola pikir lebih logis, sementara Dodit menjadi Akbar, saudara kembarnya yang tinggal di desa dan memiliki sifat lugu serta dekat dengan nenek mereka.
Perbedaan latar belakang ini justru menciptakan dinamika cerita.
“Hestu lebih rasional karena lama di kota, sedangkan Akbar lebih polos. Dari situ konfliknya jalan,” jelas Angga.
Film produksi Rapi Films ini memadukan kisah keluarga dengan unsur horor dan komedi, dan chemistry antara Dodit dan Angga menjadi salah satu daya tarik utama.
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025