Jakarta (KABARIN) - Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengingatkan para pendukung timnas Indonesia agar mulai move on dari era Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan yang pernah menangani skuad Garuda selama lima tahun.
"Kalau saya pikir gini. Kita kan mesti move on. Kalau kita move on sama Patrick, ya kita juga move on sama Shin Tae-yong," ujar Erick di Jakarta, Kamis.
Pernyataan itu datang setelah kursi pelatih kepala timnas Indonesia resmi kosong menyusul perpisahan dengan Patrick Kluivert pekan lalu. Keputusan itu diambil usai kegagalan tim Garuda menembus Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Meski sejumlah nama pelatih mulai muncul sebagai kandidat, termasuk Shin Tae-yong yang masih mendapat tempat di hati sebagian suporter, Erick menegaskan bahwa sosok STY adalah bagian dari masa lalu timnas Indonesia.
Menurut Erick, baik Shin Tae-yong maupun Kluivert sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan, dan hasil evaluasi dari keduanya akan dijadikan acuan untuk mencari pelatih baru yang sesuai dengan kebutuhan tim.
"(Kedua pelatih) itu sudah masa lalu. Jadi kita harus moving forward, mencari pelatih baru, yang kita melihat kekurangan dan kelebihan STY maupun Patrick," ujar Erick.
"Kita kan lagi mencari profil, yang dengan segala pertimbangan, kita lihat STY, kita lihat Patrick, kekurangan dan kelebihan apa, kalau bisa dibetulin di pelatih berikutnya," tambahnya.
Erick juga menyoroti tantangan dalam mencari pelatih baru karena peringkat FIFA Indonesia masih di luar 100 besar, yang membuat beberapa pelatih top ragu untuk bergabung.
“Saya lagi coba buka komunikasi ke banyak pihak, karena jangan sampai persepsi yang terjadi beberapa kali terakhir ini mempersulit posisi kita mencari pelatih. Ranking kita masih rendah, jadi tidak mudah meyakinkan pelatih untuk datang,” jelasnya.
Meski begitu, Erick memastikan dirinya tengah menggunakan jaringan internasional untuk menemukan pelatih yang tepat dan bisa membangun program jangka panjang bagi timnas Indonesia.
"Jadi yang sekarang saya lagi coba lakukan dengan jaringan internasional saya, memberi confidence balik bahwa kita tetap ingin punya long term program. Apa yang terjadi kemarin-kemarin itu ya bagian dari bentuk result yang harus kita tanggung jawab," kata Erick.