Jangan anggap remeh, ternyata jenggot bisa lebih kotor daripada bulu anjing

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Siapa sangka, jenggot pria bisa lebih “kotor” daripada bulu anjing? Studi terbaru dari Swiss menunjukkan bahwa jenggot bisa menyimpan lebih banyak bakteri, termasuk beberapa yang berpotensi membahayakan kesehatan.

Dari laporan Times of India (15/9), para peneliti membandingkan jenggot pria dan bulu anjing. Hasilnya, rambut wajah manusia ternyata punya jumlah mikroba yang lebih tinggi, yang bisa menyebabkan infeksi jika tidak dijaga kebersihannya.

Penelitian yang dipublikasikan di European Radiology pada 2019 ini melibatkan 18 pria berjenggot dengan usia 18–76 tahun, serta 30 anjing dari berbagai ras. Sampel diambil dari jenggot, leher, dan air liur manusia, lalu dibandingkan dengan bulu dan air liur anjing. Pemindai MRI juga diperiksa untuk mengetahui seberapa besar kontaminasi bakteri.

Hasilnya mengejutkan, bahwa semua pria punya jumlah bakteri tinggi di jenggot, sedangkan hanya 23 dari 30 anjing yang membawa mikroba. Lebih mengejutkan lagi, tujuh pria ternyata membawa bakteri berbahaya seperti Enterococcus faecalis dan Staphylococcus aureus, sementara hanya empat anjing yang punya bakteri berisiko serupa.

Jenggot cenderung menjadi “rumah” bagi bakteri karena bisa menahan kelembapan, minyak, keringat, debu, bahkan sisa makanan. Letaknya yang dekat dengan mulut dan hidung membuat bakteri lebih mudah berkumpul dan berkembang.

Meski kebanyakan jenggot tidak langsung menyebabkan penyakit, bakteri tertentu tetap berpotensi menimbulkan iritasi kulit, pori tersumbat, atau infeksi jika masuk ke luka. Misalnya, Staph aureus bisa menyebabkan abses, sedangkan Enterococcus bisa memicu masalah saluran kemih. Orang dengan imun lemah atau kondisi kulit khusus harus ekstra hati-hati.

Untungnya, menjaga jenggot tetap bersih nggak harus mencukur habis. Cukup pakai sampo jenggot lembut atau pembersih wajah ringan secara rutin, misalnya beberapa kali seminggu tergantung panjang dan tebal rambutnya. Jangan terlalu sering mencuci agar kulit tetap lembap.

Selain itu, minyak atau balsem jenggot membantu menjaga kelembutan rambut, mencegah gatal dan pengelupasan, serta mengunci kelembapan. Scrub lembut juga bisa dipakai 2–3 kali seminggu untuk membersihkan sel kulit mati dan mencegah “ketombe jenggot”.

Pangkas jenggot sesekali untuk menghilangkan ujung bercabang, menjaga bentuk rapi, dan mengurangi tempat bakteri bersarang. Bersihkan juga alat cukur, gunting, sisir, atau sikat jenggot secara teratur supaya bakteri tidak kembali.

Tips terakhir, perhatikan gaya hidup. Setelah makan, berkeringat, atau berada di lingkungan berdebu, bilas jenggot. Luka atau sayatan di sekitar jenggot juga harus dibersihkan dan dipantau. Dengan perawatan tepat, jenggot tetap stylish tapi tetap bersih dan sehat.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka