Jakarta (KABARIN) - Ketua Badan Tim Nasional Indonesia (BTN) Sumardji akhirnya buka suara soal alasan PSSI belum mengungkap lima nama kandidat pelatih kepala baru timnas Indonesia. Dalam jumpa pers di GBK Arena, Jakarta, Kamis, ia menegaskan bahwa keputusan merahasiakan nama-nama tersebut bukan tanpa pertimbangan.
"Berkaitan dengan lima nama ini kenapa memang sampai dengan detik ini, kami tidak akan buka dan memang tidak akan kami buka dulu, kami menghormati, karena masing-masing pelatih kepala itu punya privasi," kata Sumardji.
Menurutnya, alasan kedua juga tak kalah penting. Para kandidat tersebut saat ini masih terikat kontrak dengan klub atau tim nasional yang mereka tangani. Membuka identitas mereka sekarang, katanya, bisa menimbulkan masalah baru.
"Yang kedua, juga para pelatih ini masih berada di klub dan masih berada di timnas suatu negara, tidak mungkin kami akan membuka," ujarnya.
Sumardji juga belum memberikan kepastian kapan pelatih baru timnas akan diumumkan. Namun, ia memastikan proses seleksi berjalan. Bersama Direktur Teknik PSSI Alexander Zwiers, ia akan melakukan interview dengan kelima kandidat untuk menggali visi dan misi mereka.
"Lalu berkaitan dengan kelima pelatih ini kami, coach Alexander bersama-sama dengan Exco yang ditunjuk salah satunya mungkin saya diminta untuk melakukan interview ya dan akan kami lakukan ya mungkin dalam minggu-minggu depan," katanya.
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi yang hadir dalam kesempatan yang sama juga berharap proses ini berakhir dengan pilihan terbaik untuk tim Garuda.
"Mudah-mudahan kelima nama ini juga tidak mengalami kendala ketika mungkin di antara lima kami pilih ternyata ada problem kami juga tidak tahu," kata Sumardji, yang juga manajer timnas Indonesia itu.
Ia pun meminta publik bersabar dan percaya proses yang sedang berjalan.
"Ya sekali lagi kami mohon teman-teman semuanya untuk bersabar ya, karena kami ingin mendapatkan pelatih sesuai dengan apa yang menjadi karakter pemain-pemain kita dan bisa membawa timnas kita itu berprestasi ke depan," ujarnya.
