Banda Aceh, Aceh (KABARIN) - Pemerintah lagi serius banget mendorong industri kreatif buat tumbuh lebih kencang. Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, ngumumin kabar besar: bakal ada Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus buat sektor ekonomi kreatif berbasis Kekayaan Intelektual (KI) senilai Rp10 triliun yang mulai berjalan tahun 2026.
Riefky bilang keputusan itu sudah “ketok palu” bareng Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian minggu lalu. Artinya, pelaku industri kreatif yang punya karya, hak cipta, brand, atau produk berbasis KI bisa ngajuin modal dengan plafon sampai Rp500 juta per orang. Cukup besar buat ngebantu kreativitas naik kelas jadi bisnis yang benar-benar matang.
Nantinya, penyaluran KUR ini bakal dilakukan lewat beberapa lembaga keuangan. Kemenekraf sendiri siap turun langsung buat ngasih pendampingan dan rekomendasi, biar pelaku ekraf bisa lebih gampang dapetin akses modal.
"Kolaborasi pemda dan pemerintah pusat penting banget, supaya pegiat ekraf bisa terkurasi dan dapet pendampingan yang tepat," jelas Riefky saat hadir di acara Akselerasi Startup dan Badan Jasa TIK di Banda Aceh.
Program akselerasi yang digelar di Aceh ini fokus ngedorong startup dan pelaku TIK yang udah masuk kategori “berdaya”. Targetnya jelas: mereka harus naik level jadi makin mandiri, siap komersialisasi, dan makin luas akses pasarnya.
Kemenekraf juga bakal bantu dari sisi jejaring sampai business matching, biar startup yang udah on-track bisa makin pede melangkah.
"Kalau sudah berdaya, kita bantu terus sampai mereka benar-benar mandiri," kata Riefky.
Sederhananya: pemerintah lagi ngebuka pintu lebar-lebar buat industri kreatif tumbuh lebih cepat. Dengan dukungan modal sampai Rp500 juta, pendampingan, dan peluang promosi yang makin luas, 2026 bisa jadi tahun di mana pelaku ekraf makin ngegas.