Purbaya ingatkan Bea Cukai untuk berbenah atau siap hadapi sistem ala Orba

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberi sinyal tegas kepada jajaran Bea Cukai agar segera memperbaiki layanan dan proses pengawasan. Ia menegaskan bahwa jika perbaikan tidak terlihat, pemerintah bisa saja mengembalikan mekanisme kepabeanan ke model yang pernah dipakai pada era Orde Baru.

"Jadi, sempat ada wacana kalau kita tidak bisa memperbaiki kinerja Bea Cukai, maka akan dijalankan seperti tahun dulu, waktu zaman Orde Baru, SGS, yang menjalankan pengecekan di custom kita," tegasnya.

Pada masa itu, pemeriksaan barang dilakukan oleh Societe Generale de Surveillance SGS, perusahaan asal Swiss yang punya reputasi global dalam inspeksi perdagangan. Akibat pelimpahan tugas tersebut, banyak pegawai Bea Cukai kala itu harus berhenti bekerja karena fungsi mereka digantikan PT Surveyor Indonesia bersama SGS.

Saat ditanya soal wacana pembubaran Bea Cukai, Purbaya menegaskan dirinya tidak sedang marah. Ia hanya ingin seluruh tim Kemenkeu menunjukkan keseriusan nyata dalam melakukan reformasi besar-besaran. Menurutnya, opsi mengembalikan sistem seperti zaman Orba adalah skenario cadangan jika pembenahan internal gagal berlangsung efektif.

Purbaya menilai justru ancaman kehilangan kewenangan utama ini membuat para pegawai Bea Cukai lebih terpacu untuk berubah. Ia juga menjelaskan bahwa teknologi pengawasan sedang berkembang pesat, termasuk perangkat lunak internal yang kini tengah disiapkan.

Ia optimistis bahwa Bea Cukai mampu bekerja lebih transparan dan akurat sehingga pemerintah tidak perlu menyerahkan tugas penting itu kepada pihak luar. Namun beberapa masalah masih harus segera dibereskan, terutama praktik under invoicing ekspor dan lolosnya barang ilegal yang masih terjadi.

Publik sempat menduga adanya permainan dari oknum tertentu, meski Purbaya mengatakan hal itu belum terbukti. Walau begitu, ia menilai tanda-tanda yang muncul tetap harus diusut tuntas.

Saat ini sebagian besar pemeriksaan masih bersifat manual. Purbaya memastikan sistem akan segera diperkuat dengan teknologi berbasis artificial intelligence untuk meningkatkan akurasi dan mempercepat deteksi pelanggaran.

"Nggak lama lagi kita akan kerjakan pakai AI. Jadi akan lebih cepat pendeteksiannya," ungkapnya.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka