Jakarta (KABARIN) - Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menekankan kekuatan sinergi berbagai pihak dalam mendorong penyelenggaraan pariwisata selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Dalam rapat koordinasi (Rakor) bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang dipantau melalui siaran langsung kanal YouTube Kemendagri, di Jakarta, Senin, Menpar Widiyanti mengatakan sinergi tersebut sebagai upaya menghadirkan pengalaman berwisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi seluruh wisatawan.
“Keberhasilan penyelenggaraan pariwisata pada Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 sepenuhnya tergantung pada sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, Forkopimda, dan pelaku industri serta seluruh pihak yang terlibat,” kata Menpar Widiyanti.
Menpar Widiyanti juga menjelaskan tren wisatawan pada libur Natal dan Tahun Baru seperti referensi bersama. Pada periode Natal dan Tahun Baru lalu, Kementerian Perhubungan mencatat sedikitnya 225,86 juta pergerakan penduduk yang menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat dalam menyambut momen akhir tahun.
“Puncak arus pergi pada 21-22 Desember 2024 dan puncak arus pulang tanggal 1-2 Januari 2025. Tahun ini kita mengantisipasi kurang lebih pola pergerakan yang sama,” tutur dia.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) juga bersiap menghadapi kedatangan wisatawan mancanegara, Menpar Widiyanti mengatakan pada periode Natal dan tahun baru 2025-2026 diproyeksikan terdapat lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara pada Desember 2025 dengan estimasi sebesar 1,36 juta wisatawan mancanegara.
Angka ini mencerminkan pertumbuhan 10,72 persen atau meningkat sekitar 131.000 kunjungan dibandingkan Desember tahun lalu.
Sementara itu, untuk perjalanan wisatawan Nusantara, proyeksi yang Kemenpar lakukan menunjukkan ada lonjakan yang signifikan dengan estimasi angka mencapai lebih dari 120 juta perjalanan pada Desember 2025, jumlah ini meningkat 19,34 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Dari tahun ke tahun, kami di Kementerian Pariwisata melihat destinasi yang paling diminati selama periode Nataru adalah pantai, danau, dan laut yaitu 58,6 persen, serta pusat-pusat kuliner 54,8 persen,” ujar Menpar Widiyanti.
Kemenpar mengantisipasi tren pergerakan wisatawan juga akan masih serupa dengan tahun-tahun sebelumnya, yang utamanya berada di Pulau Jawa.
Menpar menyoroti sejumlah kendala yang dihadapi saat libur akhir tahun di antaranya terjadi di perjalanan yaitu kemacetan yang muncul karena mayoritas wisatawan memilih transportasi darat dan cuaca yang berubah-ubah terlebih dengan situasi belakangan ini.
Melihat tahun ini, yang perlu antisipasi utamanya adalah isu bencana alam, insiden kecelakaan, pungli, sampah, dan tindakan kriminal, diperlukan dengan bantuan dorongan sinergi lintas sektor.
“Untuk bencana alam dan kemacetan, kami mohon dukungan dari Kepala BNPB dan Kementerian Perhubungan terkait arahan teknis dan tindak lanjutnya, sehingga daerah dapat sigap mengkoordinasikan wisatawan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Widiyanti.
Kemenpar juga mendorong pengelola daya tarik wisata untuk menyiapkan rest area atau titik istirahat yang memadai bagi para pengemudi, yang sangat penting guna mencegah kelelahan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Menpar juga mengimbau dukungan pemerintah daerah untuk memastikan pengawasan yang ketat sehingga terkait praktik pungli oleh oknum dapat diminimalkan terutama pada area parkir dan titik layanan publik lainnya dan menyiapkan fasilitas pengolahan sampah yang cukup dan berfungsi.
Sementara dari sisi Kementerian Pariwisata akan mengarahkan para pengelola daya tarik wisata untuk melakukan hal serupa.
“Dan untuk tindakan kriminal, kami memohon dukungan pemerintah daerah dan kepolisian untuk menguatkan patroli, meningkatkan kehadiran aparat di lapangan, serta memastikan respons cepat terhadap laporan masyarakat dan wisatawan, sehingga rasa aman selama periode Nataru dapat benar-benar terjaga,” tutur Widiyanti.