Populasi macan tutul hingga elang dan owa jawa di Gunung Salak terancam punah

waktu baca 2 menit

Lebak (KABARIN) - Populasi satwa langka seperti macan tutul (Panthera pardus), elang jawa (Nisaetus bartelsi), dan owa jawa (Hylobates moloch) di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) kini makin kritis. Kerusakan habitat dan ekosistem yang terus terjadi membuat tiga satwa ikonik Jawa tersebut berada di ambang kepunahan.

"Kita perlu menyelamatkan binatang itu, karena khas populasi satwa jawa yang dilindungi," ujar Kepala Balai TNGHS, Budi Candra, di Lebak, Banten, Kamis.

Budi menjelaskan, data pada 2015 mencatat ada 58 individu macan tutul di kawasan tersebut. Namun hingga kini belum ada pendataan terbaru. Meski kamera trap masih berhasil merekam keberadaan satwa-satwa dilindungi itu, jumlahnya terlihat terus menurun.

Untuk elang jawa dan owa jawa, hasil pantauan terbaru hanya menunjukkan masing-masing satu dan dua kelompok. Populasi macan tutul dan owa jawa juga dilaporkan terus mengalami penurunan signifikan.

Karena itu, Budi meminta masyarakat ikut menjaga habitat satwa-satwa endemik TNGHS agar tidak hilang selamanya. Salah satu ancaman terbesar yang disebutnya adalah penambangan emas tanpa izin (PETI) yang merusak hutan secara masif.

Kerusakan akibat PETI tidak hanya menggerus populasi satwa, tapi juga mengancam flora endemik seperti anggrek, puspa, saninten, hingga rasamala. Banyak tanaman ini ditebang para penambang ilegal untuk membuka akses galian di dalam tanah.

Selain mengancam biodiversitas, kondisi hutan yang rusak juga meningkatkan risiko bencana ekologis seperti banjir bandang dan longsor—fenomena yang sudah banyak terjadi di sejumlah daerah seperti Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.

"Kami sangat mendukung adanya kolaborasi untuk melakukan penertiban PETI yang melibatkan Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH), termasuk 10 lembaga kementerian dan pemerintah daerah," kata Budi.

Saat ini Balai TNGHS bersama Satgas PKH, Kementerian Kehutanan, dan Pemerintah Provinsi Banten melakukan penindakan aktif. Terbaru, mereka menutup 55 titik lubang PETI yang tersebar di Blok Cirotan, Cimari, dan Cisopa di Resor Panggarangan.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka