Waspada! Hormon steroid yang tidak seimbang bisa picu gangguan kesehatan

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Ketidakseimbangan hormon steroid seperti testosteron, estrogen, dan progesteron bukan hal sepele. Kondisi ini bisa dialami perempuan, pria, bahkan anak-anak, dan dampaknya cukup luas, mulai dari jerawat yang gak kunjung hilang, siklus menstruasi berantakan, masalah kesuburan, sampai kondisi serius seperti Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH).

"Dalam praktik klinis, kami melihat bahwa hormon tidak pernah bekerja sendirian. Respons tubuh terhadap hormon sangat dipengaruhi jalur metabolik seperti glikolisis, siklus TCA, hingga satu-karbon metabolism," kata Prof. Dr. dr. Noroyondo Wibowo, Sp.OG, dikutip dari siaran pers Prodia, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa perubahan kecil pada metabolit tubuh bisa langsung memengaruhi cara tubuh memproduksi atau merespons hormon steroid. “Dengan mengetahui itu semua kita bisa mengetahui kondisi wellness seseorang,” lanjutnya.

Siklus TCA sendiri adalah mesin energi utama tubuh. Kalau jalur ini terganggu, produksi energi sel ikut menurun dan metabolisme hormon bisa berubah. Itu sebabnya pemeriksaan metabolit TCA jadi penting untuk memahami akar gangguan metabolik atau hormonal secara lebih detail.

Di Indonesia, pemeriksaan hormon biasanya menggunakan metode imunologi. Metode ini efektif untuk hormon dengan kadar tinggi, tapi kurang sensitif untuk hormon yang kadarnya sangat rendah, misalnya androgen pada perempuan dan anak.

Dalam situasi begitu, teknologi Mass Spectrometry (LC–MS/MS) jadi solusi yang lebih presisi. Teknologi ini mampu membaca molekul dalam jumlah sangat kecil berdasarkan massa dan muatannya, sehingga hasil pemeriksaan jauh lebih akurat.

Dengan LC–MS/MS, dokter bisa menilai metabolit androgen dan hormon steroid secara lebih komprehensif, termasuk Rasio Testosteron/DHT, Androsterone, sampai Steroid Hormone Panel.

“Teknologi mass spectrometry ini bukan hanya mengenai genomics, akan tetapi multiomics lainnya untuk mengetahui kondisi tubuh secara menyeluruh, membantu prediksi dini penyakit serta merancang strategi pengobatan lebih personal yang disesuaikan dengan kondisi unik individu,” ujar Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty.

Intinya, hormon memang kecil, tapi efeknya bisa besar. Mengenali ketidakseimbangannya sejak dini bisa bantu kamu menghindari gangguan kesehatan yang lebih serius.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka