Jakarta (KABARIN) - Mendiang produser asal Amerika Serikat Jon Landau diakui ikut berkontribusi dalam film "Avatar: Fire and Ash" yang tayang di bioskop Indonesia mulai 17 Desember 2025.
Meskipun telah tiada saat film ketiga dirilis, Landau tetap diakui sebagai produser (p.g.a.) karena telah menyelesaikan sebagian besar tugas produsernya sebelum wafat pada Juli 2024.
“Dia melakukannya melalui kebaikan, dan melalui berbagi, dan melalui menciptakan semangat kebersamaan. Dan sebagian besar keluarga Avatar — keluarga di balik layar, bukan keluarga di layar — persahabatan antara para pemeran dan para seniman, dan sebagainya, adalah hasil karyanya," kata sutradara James Cameron dalam wawancara yang dilansir dari LaughingPlace.com, Kamis.
Meskipun bukan dimaksudkan sebagai film terakhir dari waralaba ini, film Avatar ketiga itu diproduksi secara simultan dengan "Avatar: The Way of Water" (judul film Avatar yang kedua).
“Jadi sekarang tugas kami, sebagai kelanjutan dari keluarga Avatar itu, adalah untuk menjaga kekompakan dan rasa saling menghormati, serta rasa senang dan semangat bermain. Maksudku, jika kau pernah bertemu Jon, dia cukup nyeleneh — banyak lelucon garing, dan lelucon praktis, dan hal-hal seperti itu," kata Cameron.
Sepeninggal Landau, tanggung jawab besar untuk menjaga kelangsungan saga Avatar hingga film kelima kini berada sepenuhnya di bahu James Cameron yang juga bertindak sebagai produser dan para produser eksekutif, termasuk Richard Baneham, Rae Sanchini, dan David Valdes.
“Menurutku kami saling melengkapi. Kurasa dia [Landau] selalu mengingatkanku tentang pentingnya hal itu. Bukan dengan memberitahuku, tapi hanya dengan menunjukkannya padaku... 'Semakin berat pekerjaannya, semakin banyak waktu yang harus Anda luangkan untuk bersenang-senang sambil bekerja, dan semakin banyak waktu yang harus Anda luangkan untuk orang-orang yang bersama Anda'," kata Cameron.
Cameron mengatakan Landau membuatnya menyadari apa yang penting dalam membuat film yang bagus.
Rekam jejak Landau berbicara sendiri, dengan tiga dari empat film terlaris sepanjang masa ada di bawah naungannya. Tetapi Cameron percaya bahwa cara Landau bekerja adalah yang terpenting.
"Ketika saya memulai karir, film adalah hal yang terpenting, dan segala sesuatu di sepanjang jalan tidak penting. Sekarang saya melihatnya sebagai proses — perjalanan sehari-hari — yang merupakan hal terpenting... Dan dari situ akan lahir film yang bagus, kan? Karena semua orang fokus, mereka mengerahkan kemampuan terbaik mereka,” ujar Cameron.
Sejak film pertamanya dirilis di tahun 2009, saga Avatar telah mencatatkan sejarah sebagai film terlaris sepanjang masa dengan pendapatan lebih dari 2,9 miliar dolar AS serta meraih berbagai penghargaan bergengsi.
Kisah itu berlanjut tiga belas tahun kemudian melalui “Avatar: The Way of Water” (2022) yang kembali memikat penonton di seluruh dunia dengan pendapatan sebesar 2,3 miliar dolar dan meraih Oscar untuk kategori Efek Visual Terbaik dari Academy of Motion Picture Arts and Sciences.