Jakarta (KABARIN) - Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari berharap program perumahan yang tengah dijalankan pemerintah tidak hanya fokus membangun rumah, tetapi juga mampu melahirkan pengembang perumahan yang punya kualitas dan daya saing.
Menurut Qodari, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mematok target besar di sektor perumahan. Bukan cuma membangun rumah subsidi baru, pemerintah juga menargetkan renovasi rumah warga yang belum layak huni. Totalnya, sekitar tiga juta unit rumah subsidi layak huni ingin diwujudkan sepanjang masa pemerintahan saat ini.
"Pak Ara dan Kementerian PKP membangun suatu ekosistem untuk mengerjakan pekerjaan raksasa ini, pekerjaan besar ini. Di dalamnya, ada developer, kemudian ada perbankan, ada asosiasi perumahan," ungkap Qodari dalam siaran resmi Kantor Staf Presiden di Jakarta, Senin.
Ara yang dimaksud adalah Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait. Qodari menilai langkah membangun ekosistem perumahan menjadi kunci agar program besar tersebut bisa berjalan berkelanjutan.
Ia berharap kolaborasi antara pemerintah, pengembang, perbankan, dan asosiasi bisa menghasilkan developer rumah subsidi yang profesional dan berorientasi kualitas.
"Dalam ekosistem yang dibangun oleh Kementerian Perumahan ini Insyaallah kualitasnya bagus, prosesnya cepat dan mudah, biayanya diringankan," ujar Kepala Staf Kepresidenan.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Presiden Prabowo Subianto pada Sabtu 20 Desember memimpin langsung acara akad massal dan serah terima kunci 50.030 rumah subsidi di Kota Serang, Banten. Mayoritas penerima rumah merupakan masyarakat berpenghasilan rendah dari berbagai latar belakang pekerjaan.
Sebanyak 300 akad dilakukan secara langsung di lokasi acara dengan melibatkan 11 bank penyalur. Sementara itu, 49.730 akad lainnya digelar secara daring dengan dukungan 39 bank penyalur yang tersebar di 110 titik di 33 provinsi.
Prosesi simbolis penyerahan kunci diwakili oleh sembilan penerima manfaat. Mereka berasal dari beragam profesi seperti guru honorer, pedagang kopi keliling, pengemudi ojek online, nelayan, buruh, hingga tukang cukur rambut. Program ini diharapkan bisa menjadi pintu masuk kepemilikan rumah yang lebih mudah dan terjangkau bagi masyarakat luas.