Debut aktris AI Tilly Norwood di Hollywood bikin kontroversi

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Kemunculan Tilly Norwood sebagai aktris pertama yang sepenuhnya dibuat dengan kecerdasan buatan dari studio Xicoai milik Particle6 di Hollywood memicu protes keras dari aktor dan aktris.

Serikat pekerja aktor Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists atau SAG-AFTRA menegaskan bahwa akting harus tetap dilakukan oleh manusia. “Kreativitas adalah, dan seharusnya tetap, berpusat pada manusia, serta menentang penggantian aktor manusia dengan sosok sintetis,” tulis mereka, dilansir Variety, Selasa (30/9).

SAG-AFTRA menilai Tilly Norwood bukanlah aktor sungguhan karena ia hanyalah karakter yang dibuat oleh program komputer yang dilatih menggunakan karya banyak aktor profesional tanpa izin atau kompensasi. Mereka menambahkan, “Dia tidak memiliki pengalaman hidup untuk dijadikan sumber inspirasi, tidak memiliki emosi, dan sejauh yang kami lihat, penonton tidak tertarik menyaksikan konten hasil komputer yang terlepas dari pengalaman manusia.”

Serikat itu juga menekankan bahwa kehadiran Tilly sebagai aktris AI justru menimbulkan masalah baru, mulai dari memanfaatkan karya orang tanpa izin, menggusur pekerjaan aktor asli, mengancam penghidupan pelaku seni, hingga melemahkan makna seni manusia. “Para produser yang telah menandatangani perjanjian dengan kami harus menyadari bahwa mereka tidak boleh menggunakan aktor sintetis tanpa mematuhi kewajiban kontraktual kami,” tambah mereka.

Protes ini juga mendapatkan dukungan dari banyak aktor Hollywood yang menyerukan boikot, menyusul kabar beberapa agensi bakat tertarik mengontrak Tilly Norwood. Pendiri Xicoai, Eline Van der Velden, sempat menyinggung hal ini dalam panel di Zurich Summit, bagian dari Zurich Film Festival 2025.

Beberapa aktor juga menyuarakan keprihatinan soal etika penggunaan wajah ratusan wanita muda yang digabungkan menjadi Tilly. Aktris Mara Wilson menulis, “Lalu bagaimana dengan ratusan wanita muda yang wajahnya digabungkan untuk menjadi dia? Kalian tidak bisa merekrutnya?” sementara Barrera menuntut transparansi dari agensi yang terlibat.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka