Washington (KABARIN) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) baru saja bikin pengumuman besar: negeri Paman Sam itu mengakui sedang terlibat dalam "konflik bersenjata non-internasional" melawan kartel narkoba yang sudah ditetapkan sebagai organisasi teroris. Kabar ini pertama kali dilaporkan media lokal pada Kamis (2/10).
Menurut sebuah memo Gedung Putih, Presiden Donald Trump menyebut kartel tersebut sebagai kelompok bersenjata non-negara yang tindakannya setara dengan “serangan bersenjata terhadap AS.” Disebutkan juga bahwa kelompok ini sudah transnasional dan melancarkan serangan secara berkelanjutan di seluruh Belahan Bumi Barat.
Meski begitu, memo tersebut tidak menyebut secara detail kartel mana yang dimaksud atau bagaimana otoritas AS mengaitkan mereka dengan serangan yang terjadi.
Sebelumnya, pasukan AS sempat menenggelamkan tiga kapal di perairan internasional selatan Karibia yang diduga berasal dari Venezuela. Insiden itu menewaskan 17 orang di dalamnya. Dalam memo, korban tewas digambarkan sebagai “kombatan ilegal” dan AS berdalih aksinya itu adalah bentuk pertahanan diri.
Namun, langkah Trump ini menuai kritik keras dari kubu Demokrat. Senator Jack Reed dari Rhode Island menuding presiden “melancarkan perang rahasia terhadap siapa pun yang dia anggap musuh.” Reed juga menyebut pemerintahan Trump tidak memberi dasar hukum, bukti, maupun intelijen kredibel soal serangan tersebut.
Sementara itu, AS diketahui sudah mengerahkan kapal perang ke Karibia. Menurut laporan The New York Times (30/9), Pentagon kini menyiagakan lebih dari 6.500 tentara di kawasan tersebut.
Di sisi lain, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuding AS memanfaatkan isu kartel narkoba sebagai dalih untuk menggulingkan rezimnya dan memperluas kekuatan militer di Amerika Latin.
Meski jalur distribusi narkoba sering lewat Venezuela, laporan Drug Enforcement Administration (DEA) 2020 menegaskan bahwa negara itu bukanlah sumber utama narkotika yang masuk ke AS.
Sumber: Xinhua