Jakarta (KABARIN) - Sutradara legendaris James Cameron menegaskan teknologi kecerdasan buatan generatif tidak akan bisa menggantikan seniman maupun aktor manusia. Menurutnya, kreativitas sejati hanya bisa lahir dari manusia, bukan dari mesin.
Dalam wawancara bersama Variety yang dirilis awal Oktober, Cameron mengungkapkan pengalamannya bekerja dengan para seniman visual effect semakin menguatkan keyakinannya. Ia menilai kolaborasi manusia tetap jadi kunci utama dalam melahirkan karya seni yang bernilai.
“Budaya kreatif di antara para seniman ini begitu kuat hingga saya bisa melihat satu adegan untuk pertama kali dan langsung berkata, ‘sudah selesai’. Jadi gagasan untuk terus mendorong mereka berpikir sebagai pencerita benar-benar membuahkan hasil,” ujar Cameron.
Menurutnya, Gen AI bisa dipakai untuk bantu mengurangi biaya produksi film, tapi bukan berarti menggusur peran pekerja kreatif. “Inilah alasan mengapa teknologi Gen AI tidak akan pernah bisa menggantikan hal itu. Kita membutuhkan para seniman. Para senimanlah yang harus mengendalikan proses ini, bukan sebaliknya,” tambahnya.
Meski begitu, Cameron tetap waspada terhadap potensi bahaya AI di masa depan. Ia bahkan menyinggung kemungkinan skenario ala film “The Terminator” bisa kejadian di dunia nyata kalau AI digabungkan dengan sistem persenjataan termasuk nuklir.
“Saya merasa kita berada di ambang perkembangan besar dalam sejarah manusia, di mana ada tiga ancaman eksistensial, yakni perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, senjata nuklir, dan kecerdasan super. Semuanya sedang muncul dan memuncak di saat yang bersamaan,” kata Cameron.
Tahun lalu, Cameron juga sempat bergabung dengan dewan direksi Stability AI. Katanya, itu bukan demi keuntungan pribadi, tapi supaya bisa memahami lebih dalam arah perkembangan AI di industri film, terutama di dunia VFX.
Belakangan, isu AI di dunia hiburan memang makin panas. Baru-baru ini aktor AI bernama Tilly Norwood debut di Festival Film Zurich dan langsung bikin heboh. Beberapa aktor Hollywood seperti Emily Blunt dan Natasha Lyonne terang-terangan menolak kehadiran aktor digital tersebut.
Serikat Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA) pun ikut angkat suara. Mereka menegaskan kalau kreativitas harus tetap berpusat pada manusia dan menolak ide mengganti aktor dengan sosok sintetis.