Jakarta (KABARIN) - Nama Atika Algadri kembali jadi sorotan setelah terlihat hadir di sidang praperadilan putranya, mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim. Ia duduk di barisan depan ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bersama keluarga lain, menunjukkan dukungan penuh untuk sang anak yang tengah menghadapi kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek.
Penampilan Atika yang sederhana namun tetap elegan dengan blouse hitam, anting, dan kalungnya mencuri perhatian banyak orang. Meski tampak kalem, sosoknya dikenal tegas dan berprinsip kuat, bukan hanya sebagai ibu dari pejabat publik, tapi juga sebagai tokoh yang punya kontribusi besar di dunia pendidikan dan gerakan sosial Indonesia.
Profil Atika Algadri
Atika Algadri lahir di Pasuruan, Jawa Timur, pada 21 Maret 1945. Ia merupakan putri dari Hamid Algadri, pejuang kemerdekaan keturunan Arab yang ikut terlibat dalam sejumlah perundingan penting seperti Linggarjati, Renville, dan Konferensi Meja Bundar.
Perjalanan pendidikannya juga tak main-main. Ia berhasil menempuh studi hingga ke Harvard University, Amerika Serikat, dan meraih gelar Master of Education. Setelah menikah dengan Nono Anwar Makarim pada tahun 1970, pasangan ini dikaruniai tiga anak, yaitu Rayya, Hana, dan Nadiem Makarim.
Aktif di dunia pendidikan dan sosial
Atika dikenal luas sebagai pegiat antikorupsi dan pluralisme. Ia mendirikan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) dan aktif sebagai anggota dewan pengurusnya. Komitmennya terhadap nilai kejujuran dan keadilan membuatnya menjadi panutan banyak orang. “Sejak kecil saya menanamkan pentingnya kejujuran dan integritas,” katanya dalam sebuah wawancara.
Selain di bidang sosial, Atika juga ikut berperan dalam dunia media. Ia menjadi salah satu pendiri majalah Femina bersama Mirta Kartohadiprodjo dan Widarti Gunawan. Majalah ini menjadi salah satu pelopor media yang membahas isu perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia sejak tahun 1972.
Peran kemanusiaan di masa pandemi
Ketika pandemi COVID-19 melanda pada 2020, Atika tak tinggal diam. Ia menjadi salah satu penggagas Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia, sebuah inisiatif untuk mempercepat pemeriksaan COVID-19 di masyarakat.
Sosok yang penuh inspirasi
Atika Algadri bukan hanya dikenal sebagai ibu dari Nadiem Makarim, tapi juga sebagai figur perempuan yang berdedikasi tinggi untuk pendidikan, kejujuran, dan kemanusiaan. Dengan rekam jejak yang panjang dan kontribusi nyata, ia menjadi contoh nyata bahwa nilai-nilai moral dan perjuangan tak lekang oleh waktu.